Proyeksi Elektabilitas Jokowi Tertinggi, Kalahkan Prabowo

Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo meraih proyeksi tingkat elektabilitas tertinggi dibanding delapan tokoh lain dalam survei yang dilakukan Centre for Strategic and International Studies (CSIS). Jokowi mengalahkan pesaingnya di Pilpres 2014, Prabowo Subianto.

Ajukan Saksi Tambahan, Putusan Gugatan Mulan Jameela Cs Ditunda

Survei ini dilakukan 23-30 Agustus 2017, atau satu tahun menjelang pendaftaran calon Presiden dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 pada tahun depan.

CSIS menemukan proyeksi elektabilitas Jokowi sebesar 50,9 persen. Proyeksi tersebut meningkat dari hasil survei serupa yang juga dilakukan CSIS secara berturut-turut dua tahun ke belakang.

Jusuf Kalla Nilai Pertemuan Jokowi-Prabowo Damaikan Politik Bangsa

"Suara Joko Widodo mengalami kenaikan cukup signifikan, sekitar sembilan persen dari tahun sebelumnya," ujar Direktur Eksekutif CSIS, Philips J Vermonte, dalam pemaparan hasil survei di kantornya, Jakarta, Selasa, 12 September 2017.

Dijelaskan proyeksi elektabilitas Jokowi pada 2015 dan 2016 adalah 36,1 persen serta 41,9 persen. Philips mengingatkan proyeksi ini bisa terus berubah seiring semakin mendekatnya pelaksanaan Pilpres 2019.

#03PersatuanIndonesia Sinyal Baik Pertemuan Jokowi-Prabowo

Di urutan kedua, bekas rival Jokowi di Pilpres 2014, Prabowo Subianto, juga mengalami fluktuasi proyeksi elektabilitas selama tiga tahun sejak 2015. Prabowo secara berturut-turut meraih proyeksi elektabilitas 28 persen (2015), 24,3 persen (2016), dan 25,8 persen (2017).

"Rival terdekat Jokowi, Prabowo Subianto, terlihat mengalami stagnasi suara," ujar Philips.

Selain Jokowi dan Prabowo, secara berturut-turut, sejumlah tokoh yang turut disebut responden adalah Basuki Tjahaja Purnama (1,3 persen), Susilo Bambang Yudhoyono (2,7 persen), Ridwan Kamil (2,1 persen), Anies Baswedan (0,7 persen), Tri Rismaharini (2,4 persen).

Kemudian, ada Gatot Nurmantyo (1,8 persen), serta Agus Harimurti Yudhoyono (2,8 persen). Ada 4,4 persen responden yang tidak menyebutkan nama tokoh yang ingin ia pilih di Pilpres 2019.

Survei dilakukan dengan responden 1.000 warga negara Indonesia (WNI) calon pemilik hak pilih di Pilpres 2019 yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Penarikan sampel dari populasi seluruh WNI ini dilakukan secara acak menggunakan metode penarikan multi-stage random sampling.

Sementara, pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara tatap muka berdasarkan kuesioner terstruktur. margin of error survei kurang lebih 3,1 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya