Politikus PKS: Manuver Gatot Harus Dilihat Objektif

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta

VIVA.co.id – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menjadi sorotan karena pernyataannya mulai dari persoalan nonton bareng film G30S/PKI hingga pembelian 5 ribu pucuk senjata api.

5 Senjata Buatan Asli Indonesia yang Disegani Dunia, Ini Kecanggihannya

Politikus PKS Jazuli Juwaini meminta, pernyataan Gatot harus dilihat secara obyektif.

"Kita harus melihat apa yang dilakukan Panglima secara objektif dan proporsional. Dia Panglima TNI tentu tupoksinya adalah menjaga pertahanan negara dari setiap ancaman. Ancaman kepada negara ini banyak macamnya baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat," kata Jazuli dalam pesan singkatnya kepada VIVA.co.id, Jumat 29 September 2017.

Terungkap! Ini Alasan Anggota KKB Papua Bisa Pakai Senjata Api Buatan Pindad

Ia menambahkan, sosok Jenderal Gatot, dalam presentasi dan ceramahnya, selalu mengingatkan potensi ancaman terhadap negara baik di Komisi maupun di media.

"Fraksi PKS dua kali mengundang Panglima dalam acara seminar/FGD, dua-duanya hadir. Dan Panglima konsisten bicara tentang potensi bangsa dan ancamannya dalam perspektif pertahanan negara," ujarnya membela.

Kawanan Ranmor Hantui Warga Tapos, Pelaku Todongkan Senpi ke Korban Hingga Tiga Kali

Ia melihat yang dilakukan Panglima TNI masih dalam koridor pertahanan negara. Gatot dianggap berkepentingan untuk mengingatkan, menyadarkan, bahkan menggalang seluruh elemen bangsa untuk sama-sama punya perspektif yang sama dalam menjaga pertahanan negara.

"Apalagi ada harapan dan keinginan kuat akan kemanunggalan TNI dan rakyat. Dalam imbauan/ajakan nobar film G30S/PKI kepada pasukannya di TNI dan penyampaian informasi 5 ribu pucuk senjata ilegal di lingkungan internal TNI masih dalam koridor penyadaran pentingnya kewaspadaan terhadap ancaman pertahanan negara," kata Anggota Komisi I DPR tersebut.

Ia menambahkan, kalau persoalan banyak pihak menafsirkan itu manuver politik tentu itu hak publik untuk menilai. Namun, ia berharap penilaian itu harus objektif.

"Terkait manuver ya panglima harus melakukan 'manuver' untuk menyelamatkan bangsa dan negara, kalau ternyata negara terancam.” (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya