Mencari Calon Pendamping Ideal Jokowi di Pilpres 2019

Presiden Jokowi
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA.co.id – Pemilihan Presiden 2019 memang masih dua tahun lagi. Namun saat ini isu mengenai pesta demokrasi lima tahun sudah mulai tampak, dan muncul nama-nama calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

Jokowi Yakin Indonesia Bisa Dapat 61 Persen Saham Freeport Indonesia, Meski Alot Negosiasinya

Salah satu relawan Jokowi dari Rumah Gerakan 98, Sulaiman Haikal mengatakan, pihak relawan belum menentukan cawapres yang cocok untuk mendampingi Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang.

"Sebetulnya sudah ada konvensi soal Cawapres, tapi entah kenapa tidak jalan lagi itu," kata Haikal dalam sebuah diskusi di Jakarta Selatan, Jumat 6 Oktober 2017.

Gus Miftah Curiga Jokowi Pilih Bahlil Lahadalia Jadi Menteri Karena Lucu, Bukan Prestasi

Namun, secara pribadi ia menyarankan Jokowi memilih cawapres dari kalangan sipil, dan bukan militer atau lainnya.

"Saya sih sebagai aktivis 98 sih (inginnya) wakilnya sipil aja. Karena kita tradisikan lah Jenderal itu profesional di bidang pertahanan sama seperti profesi yang lain. Jangan dijadikan spesial karena kalau seperti itu akan menjadi godaan-godaan bagi aparat militer yang masih aktif," ujarnya.

Jokowi Tegaskan Freeport Bukan Milik Amerika Lagi, tapi Indonesia

Mengenai adanya anggapan pemerintahan diisi dari militer akan lebih kuat, ia menyebut hal itu hanya mitos belaka. Menurutnya, demokrasi Indonesia akan maju jika kepemimpinan politik Indonesia diisi oleh kepemimpinan sipil.

"Kalau saya concern pada penguatan sipil. Apapun keadaannya pemerintah sipil harus disokong. Karena godaan militer berpolitik itu sangat kuat, walaupun sudah pensiun," katanya.

Lebih lanjut, ia berharap salah seorang menteri di kabinet kerja Jokowi menjadi cawapres Jokowi di Pilpres 2019. Hal itu ia utarakan karena sudah teruji dan satu visi dan misi.

"Kami sih berharap dari menteri yang ada sekarang lah. Ada beberapa nama, ada pak (Ignasius) Jonan, bu Susi (Pudjiastuti), dan bu Sri Mulyani. Hal itu karena sudah teruji kinerjanya dan satu frekuensi," katanya.

Ia pun tidak mempermasalahkan adanya wacana pencalonan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai capres 2019 mendatang. Namun, ia memprediksi dari keadaan politik saat ini pilpres 2019 hanya akan ada dua pasangan capres dan cawapres.

"Kalau melihat politik sekarang kemungkinan dua pasang. Kecuali PKS tadi ya mewacanakan figur di luar Prabowo," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya