Agus Datang, Djarot Pilih Liburan

Agus Harimurti Yudhoyono.
Sumber :
  • VIVA.co.id / Agus Rahmat

VIVA.co.id - Agus Harimurti Yudhoyono terlihat hadir dalam pelantikan Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta di Istana Negara, Jakarta, Senin, 16 Oktober 2017. Dia tampak ditemani mantan pasangannya di Pilkada DKI, Sylviana Murni.

AHY Ungkap Ternyata Wali Kota Surabaya Teman Sekelasnya Kuliah Doktor

Agus dan Sylviana merupakan kompetitor Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta khususnya putaran pertama. Namun di saat yang bersamaan, kompetitor lainnya Djarot Saiful Hidayat sekaligus Gubernur DKI Jakarta yang digantikan Anies tidak terlihat di Istana Negara.

Kabar yang beredar, Djarot tidak menghadiri pelantikan karena lebih memilih liburan di Labuhan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Pakai Sarung dan Peci, AHY Sowan ke Rais Aam PBNU

Saat diwawancara, Agus mengaku menyambut dengan suka cita, dan doa pelantikan Anies-Sandi tersebut. Dia berharap mereka bisa memimpin Jakarta menjadi kota yang maju, baik, dan lebih mensejahterakan rakyatnya.

"Saya pikir semua sudah cukup memahami kompleksitas Jakarta tidak mudah. Saya yakin Pak Anies dan Pak Sandi sudah memiliki prioritas yang segera dijalankan," kata Agus.

Emil Dardak Bicara 'Kuda Hitam' AHY dan Nasib Demokrat pada 2024

Sebagai warga DKI, putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono itu ingin melihat kota yang semakin tertib, masyarakat semakin bahagia sesuai yang dicita-citakan bersama. Dan dia yakin Anies-Sandi mampu menjalankan segala proses dengan baik disertai dukungan moril, pikiran positif dari seluruh warga.

"Sebagai warga Jakarta, marilah kita sambut pemimpin baru kita, berikanlah dukungan secara moril agar bisa memimpin dengan baik. Masukan, kritik-kritik konstruktif bisa diberikan dengan baik. Alam demokrasi, aspirasi masyarakat, mudah-mudahan bisa terwujud cita-cita," kata Agus.

"Warga jakarta marilah bersatu, tinggalkan kompetisi pilkada, bersatu menyongsong masa depan yang lebih baik," lanjut Agus.

Agus menambahkan bahwa saat ini warga DKI Jakarta membutuhkan pemimpin yang tegas humanis, juga selalu membuka ruang untuk komunikasi. "Jakarta milik semua, harus dibuka saluran komunikasi. Mereka adalah subjek pembangunan kota ini," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya