PDIP Anggap Partai Demokrat Sahabat Menjaga Pancasila

Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati Soekarnoputri saat bertemu beberapa waktu silam.
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVA – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menepis analisis sebagian kalangan yang menyebut pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka pada Jumat pekan lalu berhubungan dengan politik praktis menyongsong Pemilu Presiden tahun 2017.

Prabowo Kenang Kebersamaan dengan SBY di Akmil, Sempat Digembleng Sarwo Edhie

Partai itu juga menyangkal pertemuan kedua pemimpin berkaitan peristiwa politik pengesahan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan menjadi undang-undang. Kedua partai, PDIP dan Demokrat, berbeda sikap di Parlemen dalam pengesahan perppu itu.

Menurut Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, analisis itu menyempitkan hakikat pertemuan. Padahal, katanya, kedua pemimpin ingin menunjukkan kepada publik bahwa mereka tetap saling mendukung meski jalan yang ditempuh berbeda; Jokowi sebagai penguasa, sementara SBY menjadi kekuatan politik penyeimbang pemerintah.

Kenang Kebersamaan dengan SBY di Akmil, Prabowo: Beliau Terbaik, Saya Taruna Nakal

Hasto menjelaskan bahwa PDIP, partai pemerintah, sedang merancang kerja sama strategis yang bersifat nonpolitis. Kerja sama itu melibatkan yayasan atau organisasi nonprofit/nonpolitik, dan yang segera diwujudkan dalam waktu dekat ialah kerja sama Megawati Institute dengan The Habibie Center, masing-masing didirikan Megawati Soekarnoputri dan Bacharuddin Jusuf Habibie.

“Dalam waktu dekat Megawati Institute akan bekerja sama The Habibie Center,” kata Hasto dalam perbincangan dengan tvOne pada Senin pagi, 30 Oktober 2017.

Prabowo Diberi Lukisan Tangan oleh SBY Saat Hadir Silaturahmi dan Bukber Partai Demokrat

Dia tak menjawab lugas ketika ditanya kemungkinan kerja sama Megawati Institute dengan The Yudhoyono Institute, yayasan yang didirikan Susilo Bambang Yudhoyono dan dipimpin putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono. Tetapi dia mengisyaratkan kerja sama semacam itu bukan mustahil karena kedua pihak berkomitmen bersama membangun Indonesia berdasarkan Pancasila.

PDIP dan Partai Demokrat, partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono, menurut Hasto, ibarat “sahabat dalam menjaga ideologi Pancasila.”

Dalam forum yang sama, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Roy Suryo, mengamini pendapat Hasto Kristiyanto. Dia mengakui Demokrat memang berbeda sikap dalam pengambilan keputusan pengesahan Perppu Ormas, tetapi itu tak mengurangi komitmen partainya untuk mendukung pemerintah, meski berperan sebagai kekuatan penyeimbang di luar kekuasaan.

“Membangun bisa dengan berbagai versi,” katanya. Demokrat, ujarnya, tetap sebagai kekuatan politik penyeimbang bagi pemerintah di posisinya; tidak menyerang atau mendukung membabibuta. “Tidak perlu dikatakan kanan dalam atau kiri luar,” katanya, menganalogikan taktik dalam pertandingan sepakbola.

PDIP, Roy, bahkan serupa teman yang menjadi sahabat bagi Partai Demokrat. “Teman bisa jadi sahabat; teman bisa jadi sahabat paling baik.”

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya