Gus Ipul: Figur Ibu Megawati Dekat dengan Islam

PDIP saat deklarasi dukungan untuk pasagan Gus Ipul - Azwar Anas dalam pertarungan Pilkada Jawa Timur.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA – PDIP memilih duet Saifulah Yusuf alias Gus Ipul dengan Abdullah Azwar Anas sebagai pasangan calon untuk Pemilihan Gubernur Jawa Timur. Diusung PDIP, Gus Ipul menilai, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu memperlihatkan sikap politik untuk keberagaman.

Gus Ipul Sarankan PKB Sowan ke Rais Aam dan Ketum PBNU: Minta Nasihat Gitu

Gus Ipul menjelaskan, PDIP memiliki komitmen saat mengusung dirinya bersama Azwar Anas. Figur Anas yang juga dari kalangan Nahdliyin menggambarkan bahwa sejarah partai berlambang banteng moncong putih itu punya kedekatan dengan organisasi Nahdlatul Ulama.

Dia menambahkan, PDIP terutama Megawati juga terbuka dengan meminta saran dari para kiai sepuh Jawa Timur dalam menentukan pasangan calon yang tepat memajukan Jawa Timur.

Gus Ipul Sindir PKB Belum Beri Selamat ke Prabowo-Gibran: Apresiasi Pilihan Rakyat Itu Penting

"Pencalonan kami berdua menunjukkan bagaimana figur Ibu Megawati begitu dekat dengan Islam. Betapa Bu Mega menerima dengan senang hati saran para kiai. Beliau sosok yang benar-benar menempatkan Islam sebagai rahmatan lil alamin," kata Gus Ipul dalam keterangannya kepada VIVA.co.id di Jakarta, Selasa, 31 Oktober 2017.

Sementara itu, Azwar Anas meminta agar kontestasi Pilgub Jatim nanti bisa berjalan dengan sehat antarpara calon. Ia menyesalkan, lawan politik PDIP di kancah nasional yang selalu membenturkan partainya dengan umat Islam.

Gus Ipul Bicara soal Pergantian Cak Imin dari Ketua Umum PKB: Harus Regerenasi

"Itu tidak akan pernah berhasil, karena sejak dulu kaum nasionalis dan kaum religius selalu bahu-membahu membangun bangsa ini," ujarnya.

Anas menambahkan, kerap dibenturkannya PDIP dengan umat Islam merupakan proyek politik yang diciptakan elite nasional. Dugaan Anas, proyek politik itu dijalankan cenderung menyerang Presiden Jokowi dan PDIP yang tren elektabilitasnya terus menanjak.

"Masyarakat belajar dari kasus Saracen. Masyarakat juga makin dewasa. Masyarakat akhirnya juga tahu bagaimana Bung Karno, Ibu Megawati dan PDI Perjuangan bersama Islam, namun kesemuanya tetap ditempatkan dalam semangat kebangsaan.” (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya