- VIVA.co.id/Adi Suparman
VIVA.co.id - Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengaku memahami keputusan Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar yang memutuskan mendukung Ridwan Kamil di Pilkada Jawa Barat 2018. Baik secara psikologis, sosiologis bahkan cara pandang DPP.
"Saya berterima kasih pada Golkar karena saya diberikan pembelajaran politik yang panjang, diuji kesabaran, kematangan politik," kata Dedi di tvOne, Selasa, 8 November 2017.
Dedi menuturkan, selama ini dirinya sudah menjalani proses politik yang cukup panjang sampai akhirnya menjadi Ketua DPD I. Dia pun memilih tetap berpegang pada prinsip yang diajarkan partai dalam menghadapi dinamika Pilkada Jabar.
"Beriman dan bertakwa pada Allah. Saya mengambil hikmah yang besar dalam proses politik ini, kematangan saya lebih baik," kata dia.
Namun, saat ditanya apakah dia mendukung keputusan tersebut, Dedi tidak memberikan jawaban yang tegas. "Saya memahami sepenuhnya. Saya sampaikan saya memahami sepenuhnya, setelah itu tidak ada komunikasi lagi. Saya fokus pada sisa jabatan sebagai Bupati sampai Maret 2018. Dengan tetap menjalankan kewajiban doktrin karya dan kekaryaan, menyayangi orang miskin, di Jabar," ujar dia.
Calon wakil Emil
Lebih lanjut, hingga saat ini, Dedi belum pernah berkomunikasi dengan Ridwan Kamil dan Daniel Muttaqien. Dedi beralasan belum bisa melakukan langkah apapun karena komposisi wakilnya ada dua versi.
"Emil dan Uu (Uu Ruzhanul Ulum), sekarang ada Pak Daniel Muttaqien. Kedua hal ini harus diselesaikan. Gak mungkin calon gubernur ada dua, oleh Golkar dan PPP," ujar dia.
Dedi mengatakan, sampai sekarang belum ada arahan apapun dari DPP. Yang ada sebatas surat keputusan melalui Whatsapp yang menyebut bahwa calon wakil dari Ridwan Kamil adalah Daniel Muttaqien. "DPP rencana menyerahkan ke DPD I. Kami tidak ada problem apapun, silakan dilaksanakan," kata dia.
Meskipun demikian, Dedi kembali mengulangi bahwa pasangan Ridwan Kamil masih belum ditentukan. "PPP itu harga mati, pasangan pak Uu. Ketua Nasdem Jabar mengatakan akan mengadakan sejenis konvensi. Siapapun partai pengusung, boleh mengajukan tokoh manapun sebagai calon wakil gubernur. Belum ada pasangan yang dianggap pasti dalam koalisi," tutur Dedi yang saat mengungkapkan pernyataan seraya tertawa. (mus)