Dedi Mulyadi Usul Pemimpin Baru Golkar Sosok Tak Tercela

Ketua Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi, ketika ditemya di Tangerang, Banten, pada Selasa, 21 November 2017.
Sumber :
  • VIVA/Sherly

VIVA – Ketua Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mulai terbuka tentang pergantian pemimpin tertinggi partai itu, menyusul sang ketua umum Setya Novanto yang menjadi tersangka korupsi dan ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

Setya Novanto Acungkan 2 Jari Saat Nyoblos di Lapas Sukamiskin

Dedi berpendapat, kalau pimpinan partainya memutuskan menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa atau Munaslub untuk memilih ketua umum baru, seyogianya diutamakan kriteria kualitas. Kriteria itu meliputi integritas dan dedikasi serta visi membangun partai yang kuat.

Bupati Purwakarta itu menolak menyebut nama kandidat karena yang lebih penting justru kriteria itu. Soalnya Partai Golkar harus segera berbenah untuk mempersiapkan dua momentum politik nasional, yakni pilkada serentak pada 2018 dan pemilu tahun 2019.

Polisi Didesak Segera Usut Pernyataan Agus Rahardjo Soal Jokowi Stop Kasus e-KTP

Satu kriteria yang pantang ditawar, menurut Dedi, ialah integritas dan dedikasi, yakni sosok yang tak tercela. "Siapa pun nanti pemimpinnya, dan bagaimana nanti rekrutmen anggota, pokoknya jangan sampai cacat," katanya saat ditemui di Tangerang, Banten, pada Selasa, 21 November 2017.

Bagi Dedi, figur yang tak tercela itu tentu akan membantu memperbaiki citra Partai Golkar sehingga kebijakan-kebijakan politik yang diputuskan tak bertentangan dengan visi partai. "Jangan bicara orangnya tapi kriterianya; agar tidak cacat," katanya.

Respon Jokowi Usai Mantan Ketua KPK Agus Rahardjo Dilaporkan ke Bareskrim Polri

Visi yang dia maksud meliputi juga kebijakan-kebijakan tentang penentuan calon kepala daerah untuk pilkada tahun 2018. "Tentu pemimpin yang baru nanti," katanya, "akan punya kebijakan tersendiri dalam menghadapi pilkada (serentak) 2018."

Ridwan Kamil

Jawa Barat adalah satu di antara 17 provinsi yang dijadwalkan menggelar pemilihan gubernur pada 2018. Pimpinan pusat Partai Golkar memutuskan mendukung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur pada akhir Oktober lalu.

Sebagian kalangan menganggap keputusan itu mengejutkan karena Golkar semula akan mencalonkan Dedi Mulyadi tetapi tiba-tiba berubah mendukung Ridwan Kamil. Golkar juga sempat menyatakan menutup pintu bagi Ridwan Kamil dan akan menjajaki koalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Menyusul pertemuan Dedi Mulyadi dan TB Hasanuddin, Ketua PDIP Jawa Barat, di Bandung pada 9 Agustus 2017, kedua partai menyepakati membentuk tim bersama yang disebut Tim Lima. Tim itu untuk mempersiapkan koalisi kedua partai dalam pilkada kabupaten/kota se-Jawa Barat. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya