- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA – Ridwan Kamil bereaksi atas pernyataan Dedi Mulyadi, Ketua Partai Golkar Jawa Barat, yang mempermasalahkan keputusan pimpinan partainya mendukung Wali Kota Bandung itu sebagai calon gubernur Jawa Barat.
Ridwan mengingatkan bahwa berdasarkan pengetahuannya, keputusan itu adalah kebijakan organisasi Partai Golkar, bukan keputusan perorangan. Maka, katanya, keputusan itu pun tak ada kaitan dengan status sang ketua umum Setya Novanto yang kini menjadi tersangka korupsi dan ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Seperti biasa, berterima kasih kepada Golkar sebagai institusi; jadi keputusan mendukung saya, kan, dukungan institusi, bukan pribadi-pribadi," katanya kepada wartawan di Kota Bandung pada Selasa, 21 November 2017.
Jika di internal Golkar terjadi pertentangan dari pihak-pihak yang tidak menerima keputusan mendukungnya sebagai calon gubernur Jawa Barat, Ridwan menyarankan diselesaikan sesuai aturan partai itu.
"Pak Idrus Marham (Sekretaris Jenderal Partai Golkar) sudah menyampaikan bahwa SK (surat keputusan mendukung Ridwan Kamil) itu bukan keputusan individu, tapi institusi. Jadi, kalau ada perubahan, ya, perubahan di level institusi," kata Ridwan.
Dedi Mulyadi sebelumnya mengungkit permasalahan pimpinan partainya yang memilih mendukung Ridwan Kamil. Dia berterus terang kecewa atas keputusan itu meski sedari awal sudah menengarai ada indikasi pimpinan partainya akan mendukung sang wali kota Bandung. Tetapi pada akhirnya dia mengambil hikmah atas semua peristiwa politik itu sebagai bagian dari proses pendewasaan diri.
"Dari awal saya memahami apa yang menjadi latar belakang DPP Golkar merekomendasikan orang lain. Sebagai kader, saya memahami kondisi itu sebagai bagian dari pendewasaan politik saya," katanya melalui pesan singkat kepada wartawan pada Selasa. (ase)