Kompetisi Bergulir saat Timnas Main: Tak Ada Rasa Hormat

Para pemain Timnas Indonesia usai kalah dari Thailand di ajang Piala AFF 2018
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Bukan pada 2018 saja sebenarnya insiden Timnas Indonesia berkiprah di Piala AFF berbarengan dengan kompetisi. Pada 2007 silam, kasus yang sama sempat terjadi.

Terpopuler: Pengakuan Shin Tae-yong ke Ernando, Kata Pelatih Australia Usai Dihajar Timnas Indonesia

Prestasi yang dicapai oleh Timnas kala itu sama, yakni tak lolos ke semifinal.

Bedanya, saat itu Timnas sebenarnya bisa bersaing dengan Singapura dan Vietnam. Mereka hanya kalah selisih gol dari Singapura dan Vietnam.

Prediksi Piala Asia U-23: Yordania vs Timnas Indonesia

"Saat 2007, saya dan kawan-kawan menyiapkan diri untuk Timnas di Piala AFF. Di sisi lain, kompetisi berjalan. Kompetisi berhenti ketika Piala AFF berlangsung," kata eks striker Timnas, Budi Sudarsono, kepada VIVA, Rabu 28 November 2018.

Budi Sudarsono

Ditanya Kontrak STY, Erick Thohir Sebut Sepakbola Indonesia di Jalur yang Tepat

Budi menyatakan, Timnas bisa bersaing saat itu karena persiapannya yang matang. Adapun, tersingkirnya Timnas karena kalah selisih gol memang lantaran faktor ketidak beruntungan.

Aspek kebugaran adalah risiko yang paling disorot ketika Timnas dan kompetisi bermain dalam waktu yang berdekatan atau hampir bersamaan. Pun dengan fokus setiap pemain pastinya terpecah.

Disebutkan oleh Si Piton (julukan Budi), fokusnya di Piala AFF 2007 silam sama sekali tak terganggu.

"Tak pantas saja (Timnas main dan kompetisi bergulir). Di mana-mana, kompetisi berhenti dulu jika Timnas main. Ini, sore kompetisi main, malamnya Timnas tampil. Kurang menghormati saja," terang Budi. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya