Pieter Huistra Memilih Fokus Pembinaan Usia Muda

Direktur Teknis Timnas, Pieter Huistra
Sumber :
  • rtvnoord.nl
VIVA.co.id
Momen Tegang dan Panik Saat Bus Pawai Timnas U-22 Masuk Terowongan Semanggi
- Pieter Huistra resmi ditunjuk oleh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sebagai pelatih ad interim (sementera) tim nasional senior. Pria yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur teknik PSSI itu akan menjadi pelatih untuk 2 pertandingan timnas di Pra Piala Dunia pada Juni 2015 mendatang.

5 Fakta Marselino Ferdinan, Pemain Timnas yang Lagi Viral

Huistra dilahirkan di Friesland, Belanda pada 18 Januari 1967. Pria yang ketika masih aktif bermain sepakbola berposisi sebagai winger itu telah bermain untuk 8 klub dalam kurun waktu 17 tahun. Dia juga mencatatkan 8 penampilan bersama Timnas Belanda dalam kurun waktu 1988-1991.
5 Fakta Iwan Bule Trending di Twitter Karena Unggahan Situs PSSI


Karier Huistra sebagai pemain memang tergolong singkat. Hal itu tidak terlepas dari cedera parah pada kaki kanan yang membuat dia terpaksa memutuskan pensiun dini. "Jika saya tidak pensiun lebih cepat, mungkin Anda masih sempat melihat saya bermain," ujar Huistra kepada wartawan dalam suatu pertemuan di
National Youth Training Center
(NYTC) Sawangan, Depok.


Penunjukan Huistra menjadi pelatih ad interim Timnas senior memang sedikit mengejutkan. Karena seperti diketahui, sebagai direktur teknik PSSI, Huistra kerapkali mengatakan fokus kepada pembinaan usia muda.


Bahkan dia pernah mengutarakan niatnya untuk membuat sebuah buku yang berisi mengenai dasar-dasar kepelatihan untuk usia muda yang bisa dijadikan sebagai bahan rujukan pelatih-pelatih.


"Saya sudah menyiapkan program selama 1 tahun ke depan, apa saja yang harus dilakukan. Saya berencana meluncurkan sebuah buku kurikulum soal standar pembinaan usia muda," ungkap Huistra.


Belakangan Huistra sibuk berkeliling Indonesia untuk meninjau langsung beberapa daerah yang dikenal memiliki talenta-talenta muda berbakat. Selain itu dia juga bertugas memberikan pelatihan-pelatihan kepada pelaku sepakbola usia muda di daerah yang selama ini belum memiliki pemahaman sepakbola yang memadai.


Pernah suatu kali, usai 3 pekan menjabat sebagai direktur teknik, pria berusia 48 tahun itu mengungkapkan keprihatinan dan keheranannya melihat infrastruktur sepakbola di Indonesia yang begitu buruk. Dia berkesimpulan, faktor itulah yang membuat selama ini Indonesia tidak mampu berprestasi.


"Saya sangat terkejut begitu sedikit fasilitas sepakbola di Indonesia, kualitas lapangan dan stadion di sini juga sangat buruk. Hal itu jadi penghambat kemajuan sepakbola di sini. Saya tidak berharap pada ruang ganti yang megah, stadion yang megah, tapi hanya lapangan sederhana dengan kualitas bagus. Lampu pun penting, agar tetap ada sesi latihan di malam hari," bebernya.


Tantangan Huistra sudah berada di depan mata. Dia dituntut mampu membawa skuad Garuda meraih kemenangan saat melawat ke Taiwan dan selang 5 hari kemudian menjamu Irak jika tak ingin bernasib seperti pelatih-pelatih sebelumnya yang dipecat karena gagal membawa anak asuhnya tampil memuaskan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya