Liga Europa, Oase di Tengah Kekeringan Chelsea

Chelsea juara Liga Europa 2018/2019
Sumber :
  • UEFA.com

VIVA – Tak mudah bagi Chelsea melewati musim 2018/2019. Di bawah komando nahkoda baru, skuat dari London Barat ini harus jatuh bangun hingga akhirnya berhasil mencapai kejayaan di penghujung cerita.

Diawali dengan kedatangan Maurizio Sarri, mantan pelatih Napoli yang tentunya masih hijau untuk pengalaman di Premier League. Pada awalnya, pria berusia 60 tahun ini mampu membawa Chelsea bermain menakutkan. Akan tetapi, konsistensi yang tak terjaga membuat The Blues melempem mulai pertengahan hingga akhir musim.

Tak cuma itu, catatan buruk juga lahir musim ini. Ya, Chelsea sempat dibantai 6-0 oleh Manchester City. Setelah itu, City juga kembali menghadirkan mimpi buruk buat Chelsea saat menggagalkan ambisi juara Piala Liga Inggris. Eden Hazard cs kalah menyakitkan lewat drama adu penalti, dan Sarri gagal meraih trofi pertamanya.

Setelah melewati fase sulit, Chelsea secara perlahan mulai memperbaiki penampilannya. Hingga pada akhirnya, target menembus Liga Champions musim depan terpenuhi. Chelsea berhasil memastikan satu tiket ke Liga Champions, setelah bersaing dengan dua klub elite lainnya, Arsenal dan Manchester United.

Laga final Liga Europa 2018/2019 antara Chelsea kontra Arsenal

Gagal juara di kompetisi domestik, Sarri pun membidik level Eropa. Dengan kualitas yang ada dalam skuatnya, ternyata pelatih yang dikenal perokok berat ini menjuarai Liga Europa 2018/2019. Gelar itu yang akhirnya menjadi oase buat kekeringan yang dialami Chelsea.

Berhadapan dengan sesama tim asal kota London, Arsenal, Chelsea mampu menunjukkan taringnya. Berlaga di Baku Olympic Stadium, Baku, Azerbaijan, armada London Barat menghancurkan Meriam London dengan skor telak 4-1.

Sederet cerita pun lahir usai kesuksesan itu. Mulai dari penantian Sarri dan masa depannya, hingga akhir kisah nan emosional Hazard bersama Chelsea. 

Kisah Inspiratif Abou Diaby, Pesepakbola Berbakat dengan Hafalan 19 Juz Al-Quran

Penantian Sarri

Entah bagaimana perasaan Sarri saat peluit panjang dibunyikan Gianluca Rocchi. Sementara di sisi lain, papan skor menunjukkan angka 4 untuk Chelsea dan 1 untuk Arsenal. Di situlah pada akhirnya penantian seorang Sarri berakhir.

Declan Rice Bujuk Dua Bintang Inggris untuk Rayu Ben White Kembali ke Timnas

Stia nama klub amatir yang pertama ditangani Sarri 28 tahun yang lalu. Selama itu, dunia sama sekali tak mengenal Sarri. Nama Sarri mulai mencuat saat didapuk menangani Napoli pada 2015. Meski tak meraih gelar apapun, Sarri mampu mendongkrak performa I Partenopei dan bersaing di papan atas Serie A.

Mengapa Sarri bisa dibilang hijau meski usianya sudah tak muda? Bagaimana tidak, sepanjang kariernya Sarri hanya punya gelar juara Coppa Italia Serie D yang pernah diraihnya bersama Sansovino musim 2002/2003. Setelah itu, tak pernah sekali pun Sarri berhasil membawa tim yang dilatihnya menjadi juara. Dengan kata lain, Sarri bukanlah pelatih dengan mental juara.

Legenda Arsenal Khawatir dengan Masa Depan Bukayo Saka, Begini Kata Bob Wilson

Akan tetapi, Sarri ternyata berhasil menjawab semua keraguan publik. Trofi Liga Europa jadi gelar prestisius perdana yang berhasil diraihnya. Di bagian lain, Sarri juga tengah dikaitkan dengan raksasa Serie A, Juventus. Lalu, kekecewaan pemilik Chelsea, Roman Abramovich, membuatnya dikabarkan bakal dipecat

Manajer Chelsea, Maurizio Sarri, memegang trofi Liga Europa.

Benar saja, Sarri begitu bahagia usai keberhasilannya. Ia mengakui perjalanan Chelsea tak mulus musim ini. Ada pukulan besar yang dirasakan Sarri setelah kegagalan di Piala Liga Inggris dan usai kekalahan telak dari City. Tapi dengan motivasi dan mentalitas para pemainnya, Sarri menilai Chelsea memang layak untuk meraih gelar juara Liga Europa.

"Saya sangat senang. Trofi ini sangat penting untuk klub. Kami rasa kami layak mendapatkannya. Kami berada dalam masalah pada Januari dan Februari. Tetapi, kami bereaksi dan itu tidak mudah berada di Premier League," ucap Sarri dikutip UEFA.com.

"Pada akhirnya, kami lolos ke Liga Champions, memenangkan 12 pertandingan Europa League, dan menembus final Piala Liga (Inggris). Kami layak untuk itu. Setelah kekalahan telak 0-6 dari Manchester City, kami melakukan sesuatu yang berbeda," katanya.

Akhir Cerita Hazard

Ada sebuah keharuan di balik gegap gempita perayaan gelar juara Liga Europa. Tapi tak cuma keharuan saja, ada juga penghormatan dan kebanggaan yang diberikan dari seluruh pendukung Chelsea kepada Hazard. Pada akhirnya, bintang berpaspor Belgia ini dengan berat hati harus mengakhiri kebersamaannya dengan Chelsea.

Laga melawan Arsenal dan trofi juara Liga Europa ternyata jadi yang terakhir buatnya untuk Chelsea. Eks bintang Lille ini akhirnya resmi menyatakan bakal meninggalkan Stamford Bridge.

Tujuh musim membela Chelsea, Hazard adalah salah satu sosok penting. Catatan 110 gol dalam 352 penampilannya akan selalu diingat oleh seluruh pendukung Chelsea. Bersama Chelsea, Hazard mempersembahkan dua gelar Premier league, satu gelar Piala FA, satu gelar Piala Liga Inggris, dan dua gelar Liga Europa.

Bintang Chelsea, Eden Hazard memegang trofi Liga Europa

"Saya rasa ini adalah perpisahan. Kami akan membuat keputusan dalam beberapa hari ke depan. Dan satu-satunya target dalam pikiran saya adalah memenangkan final ini. Saya sudah membuat keputusan dan sekarang tergantung kedua klub. Saya rasa ini perpisahan. Tapi, dalam sepakbola kalian tak pernah tahu," kata Hazard kepada BT Sport.

"Impian saya adalah bermain di Premier League dan saya sudah melakukannya di salah satu klub terbesar. Mungkin sekarang saatnya untuk tantangan baru," ucapnya.

Setelah melewati akhir cerita bersama Chelsea Hazard disebut akan melanjutkan kariernya bersama raksasa Spanyol, Real Madrid. Seperti yang diketahui, armada Los Blancos di bawah komando Zinedine Zidane sangat menginginkan kedatangannya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya