- VIVA.co.id/M Ali Wafa
VIVA.co.id – Polres Metro Bekasi Kota bakal mengevaluasi keamanan di stadion Patriot Chandrabaga. Sebab, meski sudah menurunkan 1.400 personil di laga ujicoba Timnas Indonesia vs Timnas Fiji, Sabtu 2 September 2017 lalu, polisi masih kecolongan dalam insiden petasan maut.
"Kejadian yang dialami korban Catur ini akan menjadi bahan evaluasi kami untuk mengubah pola keamanan," kata Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Hero Bachtiar, Minggu 3 September 2017.
Hero mengaku, kecolongan dengan insiden penembakan petasan di dalam stadion. Padahal, kekuatan personil yang diterjunkan sebanyak 1.400 orang yang tergabung dari kepolisian setempat dan Polda Metro Jaya.
"Dan saat itu juga jumlah suporter yang menonton tidak terlalu banyak, hanya 15.000 orang," ujarnya.
Dia mengaku, jumlah suporter yang datang jauh lebih sedikit ketimbang suporter klub Liga I. Misalkan, saat pertandingan Persija Jakarta seluruh tribun bisa penuh semua dengan kapasitas 38 ribu orang. Namun, sistem keamanan masih bisa diatasi.
"Saat laga pertandingan Persija saja kami mampu mengamankan pertandingan sampai selesai," imbuhnya.
Hero menduga, lolosnya petasan yang masuk ke dalam stadion melalui pagar stadion. Pasalnya, pagar stadion banyak dimanfaatkan pelaku untuk menyelinapkan suar tangan.
"Kemungkinan temannya yang di luar menyelinapkan suar lewat pagar. Dan temannya yang sudah ada di dalam stadion langsung mengambilnya," ujarnya.
Perlu diketahui, Catur Julianrono (25 tahun) tewas saat menyaksikan ajang persahabatan Timnas Indonesia vs Timnas Fiji di stadion Patriot Chandrabaga pada Sabtu 2 September 2017. Catur tewas karena mengalami luka bakar setelah selongsong petasan menyasar ke tubuhnya.
Sampai saat ini polisi masih menyelidiki kasus penembakan suar yang dialami Catur. Penyelidikan dilakukan untuk mengungkap pelaku dan mencari tahu cara dia meloloskan suar ke dalam stadion.