'Kejutan' Tak Diharapkan Timnas Indonesia U-22

Sesi latihan Timnas Indonesia U-22
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/ama/17.

VIVA.co.id – Kabar mengejutkan datang dari Timnas Indonesia U-22. Secara tiba-tiba, mereka dibubarkan sementara, padahal sudah menjalani serangkaian pemusatan latihan untuk tampil di berbagai ajang penting.

Manajer Timnas Sesuaikan Visi dengan Shin Tae-yong di SEA Games 2021

Tak cuma itu, Timnas U-22 harus menunda keberangkatan ke Spanyol pada pertengahan bulan ini. Tadinya pemusatan latihan ke negeri Matador dimaksudkan agar Evan Dimas cs bisa tampil maksimal di ajangan ISG 2017. Tapi keikusertaan Indonesia sendiri juga dibatalkan.

Pembatalan tampil di ISG lantaran Indonesia hanya berstatus sebagai tim cadangan, dengan peringkat FIFA minimal kurang dari syarat yang ditetapkan panitia penyelenggara (AISGOC).

Ngeri, Timnas Indonesia U-22 Diadu Dua Raksasa Sepakbola Dunia

Batalnya Timnas bermain di ajang ISG 2017 dan diundurnya jadwal keberangkatan ke Spanyol, membuat PSSI akhirnya membubarkan tim ini untuk sementara. Sebab, jadwal Timnas U-22 untuk pemusatan latihan ke Spanyol dan uji coba juga harus diubah.

Selain itu, para pemain juga akan dipulangkan dulu ke klubnya masing-masing, menyambut pembukaan Liga 1, 15 April 2017 mendatang. Nantinya, 25 pemain ini akan kembali berkumpul dalam sesi pemusatan latihan awal Ramadan. Timnas U-22 juga dijadwalkan akan melakoni beberapa laga uji coba melawan klub lokal, malam hari saat bulan puasa.

Bahagianya Persib Ada Kipernya yang Main di Timnas Indonesia U-22

"Para pemain kita bubarkan dulu, karena kan mereka juga kebanyakan adalah tulang punggung tim. Jadi, kita pulangkan dulu untuk mereka persiapkan Liga 1 bersama klubnya. Berkumpul lagi di awal bulan puasa, dan akan ada beberapa laga uji coba di malam hari,” ujar manajer Timnas Indonesia, Endri Erawan, kepada wartawan.

“(Uji coba lawan klub lokal lagi) Mungkin ada, di bulan puasa itu. Karena kan kompetisi libur, tapi tergantung Milla,"  katanya.

Belum Maksimal

Pembubaran Timnas  U-22 sendiri agak disayangkan. Sebab, sejauh ini kondisi tim belum maksimal. Terbukti dalam dua laga uji coba yang dimainkan, mereka belum mendulang kemenangan.

Beberapa waktu lalu Timnas U-22 meladeni Myanmar. Apes, mereka kalah dengan skor menyakitkan 1-3.

Dan tengah pekan ini mereka menantang klub lokal Persija Jakarta. Hasilnya juga masih kurang memuaskan. Mereka hanya bermain imbang tanpa gol.

Parahnya, dalam laga yang digelar di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Timnas U-22 lebih banyak tertekan. Meski tak kebobolan, lini pertahanan yang dikawal Hansamu Yama Pranata, Bagas Adi Nugroho, serta Andi Setyo Nugroho, terus menerima teror dari para penyerang Persija.

Tercatat, Persija berkali-kali membuat peluang lewat Luis Carlos Junior, Bambang Pamungkas, Mbaii Junior, dan Rezaldi Hehanusa. Beruntung, kiper Timnas U-22, Satria Tama, tampil apik dalam laga ini.

Walau kembali gagal menang, Milla tetap senang pasukannya bisa menahan imbang tim sekelas Persija. Milla menganggap Persija adalah lawan yang lebih berat. Oleh sebab itu, para pemain bisa lebih kreatif dan mencoba untuk keluar dari tekanan.

"Bukan sepakbola namanya jika kita tidak mendapat tekanan. Perlu kita ingat, Persija adalah tim yang berpengalaman. Sangat baik jika kami mendapat lawan yang lebih berat. Karena, kita bisa berpikir untuk keluar dari tekanan dan membuat sesuatu," ujar Milla kepada wartawan usai pertandingan.

"Saya senang dengan permainan malam ini. Kami senang karena kami bisa mendapat lawan yang sangat bagus, mereka adalah tim yang sangat dewasa. Saya rasa, kami lulus dalam ujian kali ini, karena kami menghadapi lawan berat dalam laga ini," kata Milla.

Menurut Milla, kemajuan yang ditunjukkan oleh timnya dalam laga ini adalah mampu stabil dalam 90 menit. Namun, beberapa kekurangan teknis adalah timnya masih banyak kehilangan bola. Tak hanya itu, Milla juga mengeluhkan kondisi lapangan yang dinilainya kurang bagus.

"Satu hal yang sudah berubah adalah kami bisa bermain selama 90 menit dengan stabil. Hal ini yang menurut saya yang jadi kemajuan dalam laga ini. Kami juga selama 90 menit mampu menjaga gawang tidak kebobolan, dan membuat Persija kewalahan," tambah Milla.

"Saya tidak setuju jika dikatakan koordinasi tak berjalan. Mungkin yang kurang adalah kami memang banyak kehilangan bola. Perlu saya ingatkan lagi, anak-anak baru kenal dua bulan, saya juga memiliki gaya yang berbeda, bahasa yang berbeda, dan kami masih harus beradaptasi," jelas Milla.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya