2 Kali Menang, Timnas Indonesia U-22 Belum Sempurna

Skuat Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2017
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dhana Kencana

VIVA.co.id – Tim nasional Indonesia U-22 telah melakoni tiga pertandingan di Grup B SEA Games 2017 Kuala Lumpur. Total tujuh poin yang mereka kumpulkan.

Manajer Timnas Sesuaikan Visi dengan Shin Tae-yong di SEA Games 2021

Meskipun begitu, tiket menuju semifinal belum pasti mereka raih. Persaingan dengan Vietnam dan Thailand masih berlangsung sengit.

Vietnam saat ini menjadi pemuncak klasemen dengan raihan sembilan poin. Skuat asuhan Nguyen Huu Thang belum sekalipun merasakan hasil minor di ajang ini.

Ngeri, Timnas Indonesia U-22 Diadu Dua Raksasa Sepakbola Dunia

Sedangkan Thailand terus menempel ketat Timnas U-22. Berada di peringkat ketiga, tim besutan Worrawoot Srimaka memiliki poin dan selisih gol yang sama dengan Garuda Muda.

Timnas U-22 memulai aksi di SEA Games 2017 dengan menahan imbang Thailand dengan skor 1-1. Kemudian mereka menang menang tiga gol tanpa balas melawan Filipina, dan 1-0 atas Timor Leste.

Bahagianya Persib Ada Kipernya yang Main di Timnas Indonesia U-22

Mengandalkan skema 4-3-3, skuat asuhan Luis Milla Aspas dinilai belum sempurna. Pemain yang beroperasi di sisi sayap kanan dan kiri tidak optimal mengirim umpan kepada ujung tombak.

"Menempatkan Marinus (Manewar) dan Ezra (Walian) yang punya postur tinggi, harusnya dua flank punya kinerja lebih bagus. Karena mereka yang bisa melayani Marinus dan Ezra," kata mantan pemain Timnas Indonesia, Supriyono Prima, kepada VIVA.co.id, Minggu 20 Agustus 2017.

Sorotan Supriyono itu nampaknya menjadi sumber kegelisahan Milla. Karena dalam tiga pertandingan, dia selalu merotasi pemain sayap. Melawan Thailand, Osvaldo Haay dan Febri Hariyadi jadi pilihan.

Di laga selanjutnya melawan Filipina, juru taktik asal Spanyol itu gantian menurunkan Saddil Ramdani dan Yabes Roni. Melawan Timor Leste, Milla kembali memainkan Osvaldo dan Febri sejak menit awal.

Menurut Supriyono, pemain yang biasa beroperasi di sisi sayap Timnas U-22 saat ini masih terlalu menonjolkan sisi individu. Febri dan Saddil memang punya kualitas mumpuni, tetapi setorannya kepada ujung tombak masih minim.

"Saddil okelah individunya, tapi dia harus pikirkan ujung tombak kita. Febri juga harus tahu kapan dribel, penetrasi, atau memberi umpan," jelasnya.

Melihat permainan Garuda Muda sejauh ini, Supriyono melihat belum adanya konsep bermain yang baik. Karena dalam sepakbola modern sekarang ini, kolektivitas jauh lebih penting ketimbang individu.

Selanjutnya.. Kehilangan Pemain Penting dalam Kondisi Genting

Kehilangan Pemain Penting dalam Kondisi Genting

Timnas U-22 melakoni pertandingan keempat Grup B melawan Vietnam pada Selasa 22 Agustus 2017 mendatang. Laga itu menjadi vital bagi Garuda Muda, guna memastikan bisa terus menjaga asa menuju semifinal.

Pada pertandingan genting seperti itu, mereka kehilangan pemain penting, Evan Dimas Darmono. Gelandang bernomor punggung 6 itu bakal absen karena hukuman akumulasi kartu kuning.

Evan mengoleksi kartu kuning kedua ketika berhadapan dengan Timor Leste. Wasit Nagor Amir Bin Noor Mohamed asal Malaysia yang memimpin jalannya pertandingan menghukumnya karena dianggap memicu perselisihan.

Begitu Nagor mengeluarkan kartu kuning, Evan nampak amat kecewa. Dia merasa tidak seharusnya diberi hukuman karena justru pemain Timor Leste yang menjadikannya bulan-bulanan.

"Kami menyoroti keputusan wasit tadi terhadap Evan. Kami akan tinjau tayangan ulangnya seperti apa. Mungkin akan banding melalui PSSI," kata manajer Timnas U-22, Endri Erawan, usai laga.

Berbeda dengan Endri, ternyata Milla tak memusingkan absennya Evan pada laga melawan Vietnam nanti. Dia mengaku sudah memiliki rencana untuk mengantisipasi kondisi seperti ini.

"Seperti yang sudah saya bilang, semua pemain sama pentingnya. Kami sudah memiliki rencana dan semua pemain harus siap," kata Milla

Selanjutnya... Akankah Milla Ubah Strategi?

Akankah Milla Ubah Strategi?

Kehilangan Evan bakal membuat kekuatan Timnas U-22 pincang. Selama ini pemain berusia 22 tahun itu selalu jadi andalan di lini tengah.

Kemampuannya mengalirkan alur bola menjadi salah satu keunggulan. Evan juga unggul dalam skill individu, yang tak jarang digunakannya untuk mendobrak lini pertahanan lawan.

Tanpa Evan, sudah pernah juga terlihat di Kualaifikasi Piala Asia U-23 melawan Malaysia. Saat itu, Garuda Muda dipaksa bertekuk lutut tiga gol tanpa balas.

Milla boleh jadi merasa santai karena menjaga mental anak asuhnya. Tetapi, tak bisa dipungkiri, belum ada pemain lain yang bisa menggantikan peran Evan di lini tengah Timnas U-22.

Pemain tengah yang tersisa dalam skuat Milla saat ini tinggal empat. Mereka adalah Muhammad Hargianto, Hanif Sjahbandi, dan Asnawi Mangkualam Bahar, dan Septian David Maulana.

Tiga pemain, yakni Hargianto, Hanif, dan Asnawi bertipe gelandang bertahan. Sedangkan David dalam tiga pertandingan terakhir diplot sebagai gelandang serang.

Melawan Vietnam, Supriyono berharap Milla tak melakukan perubahan strategi menggunakan dua gelandang bertahan. Karena keputusan itu hanya akan membuat Timnas U-22 mudah ditekan.

"Mengubah strategi buat saya blunder. Apalagi menempatkan dua gelandang bertahan. Karena masih penyisihan, apalagi posisi kita belum aman. Ketemu Vietnam akan susah, karena mereka militan," tuturnya.

Opsi yang menurutnya bisa dicoba adalah menginstruksikan Septian menggantikan peran Evan. Atau jika mau lebih, Milla bisa menerapkan skema 3-5-2, mengingat masih ada Ryuji Utomo dan Andy Setyo sebagai bek tengah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya