Sikap Emosional Timnas U-22, Akankah Jadi Bumerang?

Timnas Indonesia U-22 vs Kamboja SEA Games 2017
Sumber :
  • ANTARA Foto/Sigid Kurniawan

VIVA.co.id – Kericuhan pecah begitu wasit Nagvenkar Tejas asal India membunyikan peluit tanda pertandingan Grup B SEA Games 2017 Kuala Lumpur antara tim nasional Indonesia U-22 melawan Kamboja usai. Pemain dan ofisial kedua tim tampak kerepotan melerai perkelahian di tepi lapangan.

Mantan Pemain Malaysia Puji Timnas Indonesia: Mereka Kerja saat Kami Istirahat

Diketahui penyebabnya adalah gestur provokatif striker Timnas U-22, Marinus Manewar kepada para pemain Kamboja. Pemain asal klub Persipura Jayapura itu mengarahkan kemaluannya kepada pemain lawan.

"Saya dipukul, dihantam pemain lawan. Wasit berat sebelah. Saya tak bisa menahan emosi," kata Marinus, memberi pembelaan kepada dirinya usai pertandingan.

Mantan Pelatih Malaysia Dukung Shin Tae-yong Coret Saddil Ramdani dari Timnas Indonesia

Tak terima dengan perlakuan tersebut, pemain Kamboja dan beberapa ofisial langsung berlari mengejar Marinus. Akan tetapi, pemain Timnas U-22 yang lain juga bereaksi menolong temannya. Saling dorong pun terjadi, sehingga penonton yang ada di tribun juga ikut terpancing.

"Nomor 24 (Marinus) harus mendapat pendidikan lebih tinggi," tutur pelatih Kamboja, Vasconsellos Andrade Vitorino.

Keputusan Besar Shin Tae-yong Jadi Sorotan Mantan Pemain Malaysia, FAM Kena Sentil

Mayoritas penonton adalah suporter Timnas U-22. Mereka melempari botol minuman ke arah pemain Kamboja. Sudah kadung tersulut emosinya, para penggawa Angkor Warriors membalas.

Aparat keamanan yang tak ingin kejadian menjadi lebih buruk mengambil inisiatif menggiring mereka masuk ke dalam ruang ganti. Puncak kericuhan ini tak lepas dari tingginya tensi 90 menit pertandingan.

Timnas U-22 yang membutuhkan kemenangan guna melangkah ke babak semifinal bermain ngotot sejak menit awal. Kamboja yang tak ingin selalu kalah di SEA Games 2017 meladeninya dengan permainan keras.

Meskipun begitu, pelatih Timnas U-22, Luis Milla Aspas tak bisa membenarkan sikap provokatif Marinus. Dalam konferensi pers dia mengungkapkan kekecewaannya terhadap sang pemain.

"Tak seharusnya pemain yang mengenakan seragam Timnas U-22 bertindak demikian. Kami berhasil lolos ke semifinal. Tapi, kami sedih atas apa yang terjadi di akhir laga tadi," kata Milla.

Selanjutnya... Menuju Semifinal dengan Skuat Pincang

Menuju Semifinal dengan Skuat Pincang

Bermain di Stadion Shah Alam, Selangor, Malaysia, Kamis 24 Agustus 2017, Timnas U-22 mengakhiri laga dengan keunggulan 2-0. Menggempur sejak menit awal, Garuda Muda baru bisa memecah kebuntuan pada menit 57 melalui pemain pengganti, Ezra Walian.

Pada menit 69, Timnas U-22 menggandakan keunggulan melalui Febri Hariyadi. Winger asal klub Persib Bandung tersebut melepaskan tendangan keras dari luar kotak penalti, dan bola meluncur mulus ke dalam gawang Kamboja yang dikawal Keo Soksela.

Meski unggul dua gol, namun nasib Timnas U-22 masih belum jelas. Di jam yang sama, Thailand berhadapan melawan Vietnam. Andai laga berakhir imbang, skenario Garuda Muda untuk lolos harus menang setidaknya 3-0.

Hansamu Yama Pranata dan kawan-kawan pun terus melancarkan serangan. Mereka coba menekan pertahanan Kamboja tetapi tak kunjung membuahkan hasil. Asisten wasit keempat, dari tepi lapangan menetapkan tambahan waktu delapan menit.

Para pemain Timnas U-22 yang tak kunjung bisa menambah keunggulan terpancing emosinya. Evan Dimas berupaya merebut bola dari pemain Kamboja untuk mengeksekusi tendangan bebas, tapi dia justru didorong dan ditunjuk-tunjuk.

Dari belakang, Hansamu berlari dan berupaya menyambangi pemain lawan. Sial baginya, wasit justru melihat hal itu sebagai provokasi, sehingga dia diganjar kartu kuning. Dengan begitu, melawan Malaysia di semifinal nanti, sang kapten bakal absen.

Hansamu adalah andalan Garuda Muda di jantung pertahanan. Jika Milla biasa merotasi semua pemain, namun tidak bagi pemain asal klub Barito Putera itu. Dia selalu bermain penuh di lima pertandingan Grup B.

Seusai laga, Milla kebingungan ketika ditanya soal absennya Hansamu di laga melawan Malaysia nanti. Karena setahu dia, akan ada pemutihan kartu usai babak penyisihan. "Mungkin, nanti kami akan cek ulang peraturannya," ujarnya.

Peraturan berkata lain. Dalam technical hanbook SEA Games 2017, pasal 9 butir 8 bagian 1 jelas tertulis. Pemutihan hanya berlaku bagi mereka yang mengantongi satu kartu kuning. Dan tidak ada ampun bagi pemain yang mendapatkan dua kartu kuning atau satu kartu merah.

Dengan begitu, dapat dipastikan ketika melawan Malaysia nanti, ada dua pemain lain yang juga tidak bisa tampil karena akumulasi kartu, yakni Marinus dan Muhammad Hargianto. Sebuah kerugian bagi Garuda Muda mengingat pertarungan semakin berat.

Selanjutnya... Tekanan Bakal Lebih Berat

Tekanan Bakal Lebih Berat

Menghadapi Malaysia di Stadion Shah Alam, Sabtu 26 Agustus 2017 mendatang dipastikan Timnas U-22 mendapat tekanan dari publik tuan rumah. Apalagi, sejak pembukaan SEA Games 2017 lalu, polemik terjadi. Terbaliknya bendera Indonesia dalam buku panduan acara menjadi penyebab.

Dengan tekanan besar, para pemain Garuda Muda harus bisa menjaga emosi mereka. Amarah yang meluap ketika berhadapan dengan Timor Leste dan Kamboja jangan lagi sampai terulang, karena justru dapat merugikan tim.

"Saya berharap pemain saya bisa lebih baik lagi di pertandingan selanjutnya," kata Milla. Harapan juru taktik asal Spanyol tersebut sangat beralasan, karena ketika menantang Vietnam, Hanif Sjahbandi terpancing emosi dan menyikut pemain lawan.

Alhasil, Hanif diusir keluar lapangan oleh wasit karena mendapatkan kartu kuning keduanya dalam pertandingan tersebut. Beruntung gempuran Vietnam sepanjang 30 menit terakhir tak membuahkan hasil, sehingga laga berkesudahan dengan skor 0-0.

Menjadi tuan rumah diakui pelatih Malaysia, Ong Kim Swee memberi keuntungan kepada para pemainnya. Setidaknya, motivasi skuat Harimau Malaya bertambah besar dengan dukungan dari suporter.

"Tapi kita punya sedikit keuntungan sebagai tim tuan rumah. Para pendukung tentu akan memberi semangat kepada pemain, jika pemain bisa disiplin, kita ada peluang ke final," ujar Kim Swee, dikutip dari Berita Harian.

Bermain di bawah tekanan suporter tuan rumah dan skuat yang pincang akan jadi tantangan terberat Garuda Muda. Menarik menantikan racikan strategi Milla, karena dalam lima pertandingan sebelumnya, rotasi yang dilakukan berbuah hasil positif.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya