Persis Solo Tak Kunjung Bangkit, Transparansi Jadi Kunci

Selebrasi para pemain Persis Solo kontra Cilegon United
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar Sodiq

VIVA – Persis Solo gagal melangkah ke babak delapan besar Liga 2 2019. Kegagalan ini membuat harapan untuk bisa melihat mereka berlaga di kasta tertinggi sepakbola Indonesia menjadi kandas.

783 Juta Orang Akan Menderita Diabetes Tahun 2045

Pengamat olahraga nasional, Fritzs Simandjuntak menganggap faktor utama kegagalan terus-menerus Persis tak lepas dari peran manajemen. Orientasi jangka panjang tidak pernah dibuat sehingga programnya mandek itu-itu saja.

"Di era terbuka seperti sekarang ini, di mana informasi bisa diakses siapa saja serta indikator keberhasilan dalam pengelolaan klub sepakbola bisa diukur dari berbagai faktor, seperti prestasi, kualitas pemain atau pelatih yang dikontrak, serta track record pemilik atau manajemen klub, maka klub sepakbola harus transparan dalam pengelolaannya, kata Fritzs.

Gibran Masih Jabat Wali Kota Solo Usai jadi Wapres Terpilih, JK: Tidak Apa-apa

"Jika tidak, maka yang muncul adalah ketidakpercayaan, hilangnya dukungan, dan akhirnya, penolakan atau boikot terhadap klub tersebut," imbuhnya.

Sebagai tim yang berdiri sejak 1923, seharusnya Persis bisa lebih maju lagi ketimbang sekarang ini. Harapan baru sempat muncul, ketika pada 2015 sudah berbadan hukum dengan nama PT Persis Solo Saestu.

Piramida Sepakbola Inggris dalam Bahaya

Investor baru pun datang setahun kemudian. PT Syahdana Property Nusantara masuk ke dalam, tapi belum sanggup untuk mengangkat performa tim menjadi lebih baik.

Akan tetapi, kemudian akuisisi saham menjadi masalah. Pelepasan 70 persen dari total 90 persen saham di PT PSS kepada Vijaya Fitriyasa disebut tidak melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), sehingga dianggap tidak layak dan cacat hukum.

"Saya menyarankan agar manajemen Persis Solo lebih terbuka dan transparan dalam menjelaskan apa yang terjadi dan rencana jangka panjang klub tersebut. Termasuk soal akuisisi yang menjadi problem tersebut. Transparansi harus diambil klub tersebut, karena hal itu bisa pula mengundang investor-investor lain yang memang ingin serius membangun Persis Solo," ujar Fritzs.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya