'Sepakbola Wanita di Indonesia Mesti Bangkit'

Peserta Bengawan Cup II
Sumber :
  • Dok. Kaukus Anak Gawang

VIVA.co.id – Bengawan Cup II yang diselenggarakan di Stadion Sriwedari, Solo, Sabtu 31 Desember 2016 telah usai digelar. Putri Mataram berhasil mempertahankan gelar juara setelah memenangkan tiga pertandingan beruntun.

Liga Yooscout x Piala Kartini Sukses Digelar, ASBWI dan CSS Harap Lahirkan Pesepakbola Berbakat

Turnamen sepakbola wanita ini juga diikuti oleh Persijap Kartini, Putri Surakarta, dan Garda Siliwangi Sukabumi. Selain bertanding, mereka juga mengikuti seminar dengan tema ‘Sepakbola Wanita Lebih Berkontribusi’.

Bagi Putri Mataram, kemenangan di Bengawan Cup II menjadi buah manis dari kerja keras yang dilakukan beberapa tahun belakangan. Mereka memberi bukti, sepakbola wanita di Kabupaten Sembada tidak kalah dibanding daerah lain.

Dominasi Skuad Timnas U-23 di Piala Asia, Menpora Dito Akan Terus Maksimalkan PPLP dan SKO

"Diawali dengan latihan yang rutin, disiplin, semangat, dan kemampuan anak-anak di lapangan. Sehingga anak-anak bisa mempertahankan piala," kata pelatih Putri Mataram, Sri Pujiastuti.

Bengawan Cup II terselenggara berkat kerja sama Yayasan Citra Raga Selaras dan Kaukus Anak Gawang. Tujuannya guna mengisi kekosongan kejuaraan sepakbola wanita di Tanah Air.

Kalahkan Australia, Timnas Indonesia U-23 Didominasi Alumnus PPLP dan SKO Kemenpora

Melihat antusiasme seluruh kontestan, Ketua Yayasan Citra Raga Selaras, Esti Puji Lestari semakin bersemangat. Dia mengaku siap menjaga keberlangsungan Bengawan Cup ke depannya.

"Puas sekali karena semua terpola dengan baik. Semua pemain bersemangat sekali. Tahun depan ingin meningkatkan jumlah peserta," ujar Esti.

Bahkan perempuan yang menjabat sebagai General Manager Persijap Jepara itu punya bayangan lebih jauh. Dia berharap tahun depan, kejuaraan ini tak cuma berbentuk turnamen, tetapi kompetisi dengan tambahan setidaknya dua klub lagi.

"Saya ingin menjadi eksklusif bagi pemain. Karena mereka yang menginisiasi. Saya hanya sebagai sponsor dan juga ikut membawa nama mereka," papar perempuan dengan tiga anak itu.

Sri Hastuti menyambut baik ide tersebut. Karena menurutnya jika kompetisi dijalankan, anak-anak Putri Mataram akan lebih semangat dalam berlatih, dan para pelatih akan lebih termotivasi mencari pemain-pemain berbakat.

"Sangat setuju liga wanita. Di daerah kami tidak henti-hentinya membina anak-anak meski belum ada jalannya. Jadi hasil jerih payah anak-anak bisa teralirkan," tutur perempuan yang akrab disapa Itut tersebut.

Gairah para pesepakbola wanita Tanah Air wajib diberi perhatian khusus oleh PSSI. Sebab,di negara lain seperti Myanmar dan Singapura mulai dijalankan kompetisi yang diikuti klub-klub profesional.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, yang hadir dalam acara pembukaan juga memberi apresiasi tinggi kepada penyelenggara Bengawan Cup II. Dia pun berjanji akan mendorong PSSI untuk lebih serius melakukan pengembangan sepakbola wanita dengan menggelar kembali kompetisi Galanita.

"Kami akan mendorong PSSI untuk menggelar kembali Galanita, dan kita akan mendukung. Semoga anggaran dari pemerintah dan sponsor bisa mendukung secara penuh, dan penyelenggara ajang ini bisa ambil bagian di dalamnya," tegas Imam.

Anggota Komite Eksekutif PSSI, Papat Yunisal, yang juga turut hadir memberi respons positif. Dia mengatakan bakal membawa aspirasi yang muncul dari peserta Bengawan Cup II kali ini ke kongres PSSI pada 8 Januari 2016 mendatang. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya