Wasit Final Liga 2 Ditentukan 1 jam Sebelum Pertandingan

COO PT. Liga Indonesia Baru (LIB), Tigorshalom Boboy
Sumber :
  • VIVA.co.id/Pratama Yudha

VIVA – Kepemimpinan wasit bakal menjadi sorotan pada laga final dan perebutan juara ketiga Liga 2 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Selasa 28 November 2017.

Kisah Andik Vermansah, Sempat Jadi Rebutan Klub Top Dunia Kini Terseok-seok di Liga 2

Pertandingan pertama akan mempertemukan PSIS Semarang menghadapi Martapura FC pada sore hari. Kemudian dilanjutkan dengan partai puncak PSMS Medan kontra Persebaya Surabaya.

PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator kompetisi memastikan penunjukan wasit yang akan memimpin ditetapkan pada satu jam sebelum pertandingan. Keputusan itu dibuat untuk mencegah dari hal nonteknis

Persikabo 1973 Jadi Tim Pertama yang Terdegradasi dari Liga 1 Musim Ini

"Sama seperti di babak 8 besar kemarin dari kami di Liga terkait penunjukkan wasit itu melakukan di 60 menit sebelum pertandingan," ujar Chief Operation Officer PT LIB, Tigor Shalom Boboy, kepada VIVA.

Mekanisme penunjukkan wasit, kata Tigor, dilakukan melalui beberapa tahap. Ada sekitar 28 wasit yang ditetapkan PSSI untuk bertugas di babak 8 besar hingga final, kemudian mengerucut ke 6 nama dan akhirnya diputuskan.

Polemik Masa Lalu, Kiper Timnas Indonesia Minta Maaf ke Shin Tae-yong

"Sekitar 3 atau 4 jam sebelum pertandingan itu mengerucut menjadi 6 nama dan satu jam sebelum pertandingan di putuskan," lanjut dia.

Dia berharap wasit yang memimpin pertandingan di final dan perebutan juara ketiga melakukan tugasnya dengan baik dan pemain bisa menunjukkan sikap sportivitas.

"Sebenarnya agak krusial di pertandingan tiga dan empat. Kemarin juga minder ada protes di babak semifinal, kalau ada protes tim bisa menyampaikan kita akan tindak lanjut," katanya.

Sementara itu, Pelatih Martapura FC Frans Sinatra Huawei, berharap kepemimpinan wasit dipertandingan nanti bisa adil. Dia tidak ingin ada tim yang diuntungkan.

"Kita mengimbau perangkat pertandingan ini melihat bekerja ini bukan untuk siapa, tapi bagaimana menegakkan aturan kalah menang itu lumrah," ujar Frans. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya