- istimewa
VIVA – Prestasi sepakbola nasional yang tak kunjung gemilang di kancah internasional seakan kian menjadi pandangan negatif. PSSI sebagai induk organisasi pun telah mencoba berbagai terobosan demi mampu mengangkat pencapaian terbaiknya.
Salah satunya yang kian populer di telinga masyarakat adalah upaya naturalisasi dan penggunaan pemain asing di kompetisi lokal. Sayangnya, hingga saat ini upaya itu pun seolah masih belum memunculkan hasil yang optimal dan justru dianggap mengubur bakat-bakat asli anak bangsa.
Hal ini pula yang mengundang keprihatinan Kepala Pelatih Timnas U-19, Indra Sjafri, yang merasa naturalisasi merupakan buah dari kondisi "frustrasi" dalam kegagalan membangun pembinaan sepakbola yang baik di dalam negeri.
Dia bahkan menyebut, masih jauh lebih banyak bakat-bakat potensial di luar sana yang bisa dimaksimalkan untuk menambah performa tim nasional.
"Yang pertama kita harus paham dulu bahwa semua kegiatan persepakbolaan nasional akan bermuara pada pembentukan Timnas yang tangguh. Sehingga, harus bisa memberikan kesempatan yang banyak itu sebenarnya ke pemain kita, ujungnya kesulitan akan dirasakan oleh Timnas pada saat menjaring pemain," ungkap Indra Sjafri kepada para wartawan, Senin 9 Januari 2018.
"Bagaimana sulitnya kita mencari pemain berposisi striker, karena posisi-posisi penting di setiap klub Liga 1 sekarang ditempati oleh pemain asing. Dan saya berharap Liga 2 dan Liga 3 benar-benar didesain untuk menjaring banyak bakat pemain muda," tambahnya.
Penggawa naturalisasi terakhir yang langsung mendapatkan posisi utama di Timnas senior adalah eks bomber Bhayangkara FC, Ilija Spasosevic, yang merupakan pemain kelahiran asal Montenegro. (one)