Nuralim, Tembok Kukuh Persija dan Cinta Pertama Jakmania

Mantan pemain Persija Jakarta, Nuralim
Sumber :
  • Persija

VIVA – Pendukung Persija Jakarta, Jakmania tentunya tak asing lagi dengan Nuralim. Di tangannya, hampir selama enam tahun ban kapten melingkar.

Ditekuk Persib, Kapten Persija Jakarta Minta Maaf ke Jakmania

Jabrik, begitu Nuralim disapa. Dia memperkuat Persija pada 1996 hingga 2002. Dia merupakan bagian dari keberhasilan Persija menjadi juara Liga Indonesia 2001 saat mengalahkan PSM Makassar.

Keras, cepat, tangguh, begitulah tipikal Nuralim di dalam lapangan. Dia tak segan untuk menjatuhkan lawan yang mencoba mengancam pertahanan Macan Kemayoran.

Panpel Arema FC Larang Jakmania Datang ke Stadion Kapten I Wayan Dipta

Penampilannya kerap mengundang decak kagum pendukung. Keberadaanya juga membuat tenang para pemain, khususnya penjaga gawang. 

Jakmania Persija

Tak Hanya Bobotoh dan Jakmania, Aremania dan Bonek Juga Ramaikan Kampanye Anies Baswedan di JIS

Oleh karenanya, banyak Jakmania yang sangat menyukai Nuralim. Bahkan, dia menjadi pemain pertama yang dibuatkan lagu oleh Jakmania. 

"Anak The Jak, asyik-asyik. Atraksinya makin apik. Persija main cantik dipimpin kapten Jabrik, sudah pasti yang terbaik..." demikian yel-yel Jakmania untuk Nuarlim.

Nuralim mengaku mendengarkan lagu itu  ketika bermain, semangat bertandingnya menjadi berlipat ganda. Apalagi tidak semua pemain dibuatkan lagu khusus oleh Jakmania.

“Saya jadi salah satu pemain yang beruntung mendapat penghormatan dari pendukung Persija saat itu. Tentunya kaget ada nyanyian seperti itu," kata Nuralim dalam laman Persija.

"Dari saya pribadi, tentu saya semakin jadi main bolanya. Apalagi dinyanyikan begitu dalam suasana di Lebak Bulus. Alhamdulillah, jadi para striker seperti susah melewati saya,”sambungnya.

Bagi Nuralim, peran Jakmania sangatlah penting selama ia bermain di Persija. Apalagi diakuinya ia dengan Jakmania tidak ada sekat sedikitpun.

Suporter Persija Jakarta, The Jakmania.

“Ketika saya bermain dengan teman-teman Jakmania sudah seperti 11-12 termasuk dengan bung Ferry. Saat itu saya menganggap tidak ada perbedaan antara pemain dengan suporter,” ucapnya.

Lebih lanjut, keberhasilan membawa Persija menjadi juara pada 2001 menjadi pelengkap kebahagiaan Nuralim. Kini, dia dapat tersenyum manis kala menyaksikan para penerusnya berlaga.

“Tentunya mimpi terbesar saya terwujud membawa klub ini juara setelah di tahun-tahun sebelumnya kami hanya nyaris saja. Sebuah momen berharga yang tak bisa dibayar dengan apapun,”tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya