Bagaimana Kokain dan Skandal Seks Hancurkan Diego Maradona

Legenda Argentina, Diego Maradona
Sumber :
  • http://www.uefa.com/

VIVA – Diego Armando Maradona adalah salah satu megabintang sepakbola pada eranya yang mampu menggetarkan dunia. Maradona memiliki segudang prestasi yang luar biasa di lapangan hijau, tetapi tidak dengan perjalanan hidupnya yang pernah diwarnai petualangan seks dan dibuai oleh bujuk rayu kokain.

Lionel Messi Absen, Timnas Argentina Bantai Kosta Rika

Pada suatu malam di bulan Januari 1991, Maradona yang sedang menjadi bintang Napoli, kedapatan berusaha secara diam-diam memesan dua pelacur dari rekan mafia Neopolitan. Saat itu, Maradona dikenal sebagai sosok yang terisolasi karena ketenarannya.

Akibat popularitasnya, ia tidak dapat pergi ke mana pun saat di Napoli. Apalagi, ketika itu, Maradona kerap diburu awak media karena sedang mengalami kecanduan kokain.

Berkah Ramadhan untuk Ramadhan Sananta, Jumlah Golnya Lampaui Lionel Messi!

Namun ternyata, putra pelacur yang dipesan Maradona adalah penggemarnya. Ia pun akhirnya luluh terhadap pekerja seks komersial itu, dan bersedia untuk menyapa penggemar tersebut pada pukul 03.40 dini hari waktu setempat.

"Momen itu seperti layaknya komedi yang tragis," kata penulis film dokumenter Diego Maradona, Asif Kapadia, seperti dikutip New York Post, pada 2019 silam.

Lawan El Salvador dan Kosta Rika, Timnas Argentina Tanpa Lionel Messi

Baca Juga: Diego Maradona Akan Gugat Netflix

Dalam film dokumenter HBO yang rilis di Cannes pada 19 Mei 2019 itu, mengisahkan penggal kehidupan Maradona dengan menampilkan dinamika perjalanan kariernya selama 7 tahun berada di Italia Selatan, mulai dari 1984 hingga 1991.

Maradona Dilarang Bermain Sepakbola Gara-gara Ada Jejak Kokain

Pada April tahun sama, ditemukan jejak kokain dalam tubuh Maradona setelah melakukan tes narkoba. Imbas insiden itu, ia dilarang bermain sepakbola selama 15 bulan.

Maradona kemudian melarikan diri dari Italia menuju Argentina. Ia ditangkap aparat kepolisian karena kedapatan memiliki kokain. Polisi langsung membawa dan menggelandang Maradona, yang saat itu berjalan sambil menangis.

Diego Maradona

"Ketika dia tiba di Napoli, dia bermata cerah, dan memiliki senyum lebar. Tetapi, ketika dia pergi, dia hancur karena kerusakan yang sebagian disebabkan oleh dirinya sendiri," ujar Kapadia.

Baca Juga: Saat Mike Tyson Jadi Monster, Maradona Malah Jadi Kakek Busuk

Itu adalah kejatuhan yang mengejutkan dari seorang pemain berbakat di masanya. Padahal, Maradona telah hidup bergelimang harta karena diberi kemampuan istimewa dalam mengolah si kulit bundar.

Maradona yang dilahirkan pada tahun 1960 berasal dari keluarga miskin yang tinggal di daerah kumuh Buenos Aires. Bakat bermain sepakbolanya sudah terlihat sejak ia masih anak-anak.

Kisah Pahit Maradona Bersama Barcelona

Saat menginjak usia 15 tahun, Maradona menandatangani kontrak dengan tim Argentina Juniors. Setelah itu, ia bertanggungjawab atas keuangan seluruh anggota keluarganya.

Prestasinya pun melesat, Maradona kemudian bergabung bersama Boca Juniors, pada tahun 1981. Berkat penampilan mengesankannya,  Barcelona memboyongnya setahun kemudian.

Tetapi, kedatangannya ke Eropa di rusak oleh cedera dan kontroversi gaya hidupnya yang gemar berpesta. Dalam pertandingan terakhirnya untuk Barcelona pada final Copa del Rey 1984 melawan Athletic Bilbao, Maradona terlibat perkelahian yang membuatnya pingsan.

Diego Maradona saat berkostum Barcelona

Lebih buruk lagi, perkelahian terjadi di hadapan keluarga kerajaan Spanyol, dan disiarkan secara langsung di beberapa negara. Setelah peristiwa memalukan itu, hanya Napoli yang tampaknya mau mengambil risiko untuk membelinya.

Baca Juga: Sejarah Indonesia di Piala Dunia U-20, Jadi Saksi Kehebatan Maradona

Kepindahannya ke klub yang sedang berjuang jelas merupakan penurunan level bagi Maradona. Namun, sekitar 80.000 suporter fanatik datang ke kandang Napoli pada Juli 1984 dalam acara peresmian kedatangannya.

"Napoli adalah salah satu tempat termiskin di Eropa pada saat itu. Mereka pun membutuhkan seorang pahlawan," kata Kapadia.

Membawa Timnas Argentina Juara Piala Dunia 1986

Berpostur tubuh kecil untuk ukuran Eropa pada umumnya, kuat, dan piawai dalam melakukan dribel, Maradona dikenal memiliki teknik sepakbola yang di atas rata-rata. Ia selanjutnya mengukir berbagai prestasi, yang membuatnya ditunjuk sebagao kapten tim nasional Argentina pada Piala Dunia 1986 di Meksiko.

Dalam usia 26 tahun, Maradona membawa Argentina mengalahkan Inggris dengan skor 2-1. Ia mencetak dua gol, gol pertama yang ia ciptakan dikenal sebagai insiden gol dari 'Tangan Tuhan'. Ia menggunakan tangannya untuk mendorong bola masuk ke jaring gawang timnas Inggris.

Baca Juga: Video Gol Terbaik Lionel Messi, Tiru Aksi Diego Maradona

Selain itu, gol keduanya juga mengguncang dunia. Maradona menunjukkan kelincahannya menggiring bola sambil melewati lima pemain Inggris yang menjadikan gol tersebut sebagai salah satu yang terbaik dalam sejarah Piala Dunia.

Diego Maradona di Piala Dunia 1986

Maradona pun berperan penting di partai final, ia memberikan sebuah umpan mematikan untuk gol kemenangan Argentina atas Jerman Barat. Keberhasilannya membawa Argentina menjadi juara Piala Dunia untuk kedua kalinya, membuat para Maradona dipuja bak pahlawan nasional.

Skandal Perselingkuhan dan Dekat dengan Mafia

Kesuksesan Maradona berlanjut di Napoli, ketika berhasil mengantarkan Partenopei meraih gelar Liga Italia pertama mereka pada musim 1986/1987. Sumbangan 10 golnya dalam perjalanan menuju gelar juara membuat ia disebut dewa Neapolitan instan.

Akan tetapi, dengan kemampuan bergeraknya yang terbatas di sekitar kota membuat seorang anggota mafia terkenal, Camorra menawarkan perlindungan kepada Maradona untuk memanjakan seleranya terhadap pesta, obat-obatan terlarang, dan para wanita untuk bersantai

Meskipun sudah menikah dengan kekasih lamanya, Claudia Villafane, pada saat itu, Maradona juga menjalin asmara dengan teman saudara perempuannya, Cristiana Sinagra. Pada awal tahun 1987, Sinagra melahirkan Diego Jr.

Kemudian, Sinagra muncul di stasiun televisi Italia bersama anaknya untuk menyatakan bahwa Maradona adalah ayahnya. Namun, Maradona menyangkan anak itu. "Saya tidak peduli," akunya dalam film dokumenter tersebut.

Diego Maradona

"Masalah tidak mengenali putranya menjadi titik penting dalam hidupnya. Di puncak pencapaiannya, seolah-olah Maradona merasa tidak pernah bisa melakukan kesalahan atau menunjukkan kelemahan, sehingga mulai berbohong. Itulah yang menuntunnya ke jalan saat dia kehilangan dirinya sendiri," ujar Kapadia.

Baca Juga: Diego Maradona Perpanjang Kontrak di Klub Argentina

Namun, akhirnya Maradona mengakui bahwa itu putranya pada tahun 2016, dan sejak itu ia mengaku sebagai ayah dari enam anak yang terdiri dari berbagai wanita. Di antara enam anak tersebut, termasuk dua putri yang dimilikinya dari mantan istri pertamanya.

Saat ini, ia masih aktif di dunia sepakbola sebagai pelatih Gimnasia La Plata sejak 2019 lalu. Terlepas dari kejatuhannya, Maradona merupakan sosok legenda sepkabola Argentina yang telah dikaruniai bakat hebat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya