Menikmati Gurihnya Ayam Goreng Olahan Eks Timnas Indonesia

Mantan pemain Timnas Indonesia era Primavera, Supriyono Prima.
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

VIVA.co.id – Bagi Anda penikmat kuliner di kawasan Bandung, restoran Ayam Goreng Nikmat mungkin sudah tak asing. Restoran ini pun masuk salah satu yang direkomendasikan oleh para wisatawan dan mendapat bintang empat di laman Tripadvisor.

1 Poin dari Markas Persib Cukup Membuat Bhayangkara FC Bersyukur

Lokasinya ada di kawasan Jalan Panaitan 9, Bandung. Anda yang mau mengunjungi restoran ini, harus berhati-hati. Sebab, lokasi restoran ini berada di dalam gang.

Meski begitu, tempat ini selalu ramai pengunjung. VIVA.co.id begitu penasaran mengapa tempat ini begitu ramai.

Andai Tak Ada Championship Series, Borneo FC Sudah Juara Liga 1 Musim Ini

Sesampainya di sana, kami langsung disambut oleh sang pemilik. Reaksi kami cukup terkejut. Ternyata, restoran Ayam Goreng Nikmat adalah milik eks pemain Persib Bandung dan Timnas Indonesia era Primavera, Supriyono.

Di sana, kami disajikan menu andalan mereka. Ayam goreng kampung, karedok, tempe, tahu, lalapan, serta sambal terasi.

Persib vs Bhayangkara FC Imbang, Begini Komentar Bojan Hodak

Wangi ayam gorengnya sungguh menggugah selera. Kami pun tak sabar menikmatinya.

Memang benar kata netizens, ayam goreng ini enak. Dagingnya lembut, terasa gurih dan manis. Kulit ayamnya juga garing di bagian pinggirnya dan kenyal pada sisi tengah.

"Kami masak ayamnya dengan briket. Panasnya harus pas, komposisi minyaknya juga. Sebelum digoreng, ayamnya sudah dibumbui dan direndam. Sehingga, bumbunya bisa meresap ke ayam," terang Supriyono.

Bergeser ke karedoknya. Komposisi kacang, bawang putih, serta cabainya, begitu pas. Daun kemangi yang juga dijadikan komposisi di dalam bumbu membuat cita rasanya menjadi lebih segar.

"Sayurannya harus segar. Kami selalu pakai sayuran yang baru," kata Supriyono.

Dimensi Berbeda

Restoran dan sepakbola, tentu merupakan dimensi berbeda. Supriyono mengaku mendirikan usaha ini didasari atas modal resep keluarganya.

Saat kompetisi Liga Indonesia mengalami force majeure pada 1998 akibat kerusuhan, Supriyono pun memutar otak untuk mencari nafkah di luar sepakbola.

Akhirnya, ide muncul untuk mendirikan restoran ini. "Tak mudah saat itu. Saya harus menekan ego dan gengsi," ujar Supriyono.

"Perlahan, saya belajar memasak dan berusaha tak mengandalkan karyawan. Akhirnya, saya bisa mendirikan usaha ini dan menjalankannya sampai sekarang," terang dia.

Meski sukses menjadi pengusaha restoran, Supriyono tak meninggalkan dunia sepakbola. Dia tetap berkecimpung di dunia kulit bundar dengan menjadi pelatih SSB dan komentator. (one)

Anda bisa menyaksikan video liputan kami lewat tautan ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya