Pendiri WhatsApp: Sudah Saatnya Hapus Facebook

Salah satu pendiri WhatsApp, Brian Acton.
Sumber :
  • Reuters/Mike Blake/File Photo

VIVA – Duet pendiri layanan perpesanan WhatsApp, Brian Acton dan Jan Koum, mendadak tajir habis, lantaran aplikasinya dibeli jejaring sosial Facebook senilai US$16 miliar (Rp216,7 triliun) pada 2014.

Taliban Plans to Block Facebook Access in Afghanistan

Kini keduanya 'cerai'. Koum tetap memimpin WhatsApp dan Acton memilih untuk mengundurkan diri pada awal tahun ini untuk membangun perusahannya sendiri.

Dalam akun Twitter pribadinya, @brianacton, ia tiba-tiba menulis agar pengguna WhatsApp untuk menghapus Facebook.

Taliban Akan Blokir Akses Facebook di Afghanistan

Puluhan Pelaku Kejahatan Diciduk Polres Depok, 2 di Antaranya Tega Bacok Korban

"Sudah saatnya," tulis Acton, menambahkan tagar #deletefacebook, seperti dikutip situs The Verge, Rabu, 21 Maret 2018.

Baik Acton maupun WhatsApp menolak untuk berkomentar lebih lanjut. Pada Februari 2018, Acton menginvestasikan US$50 juta (Rp677 miliar) ke pesan instan terenkripsi, Signal, yang digadang-gadang sebagai alternatif independen selain WhatsApp.

Tweet Acton ini muncul setelah kasus kebocoran puluhan juta data pengguna Facebook memberikan dampak yang sangat berisiko bagi perusahaan.

Sebab, banyak pihak menggaungkan tagar #deletefacebook karena khawatir bisa jadi data pribadi mereka yang jadi korban berikutnya.

Pendiri WhatsApp, Jan Koum

Alhasil, saham Facebook anjlok 6,77 persen setelah informasi kebocoran tersebut beredar. Bahkan, nilai valuasi perusahaan milik Mark Zuckerberg hingga US$36 miliar (Rp487 triliun) seiring dengan kekhawatiran investor atas kasus kebocoran data yang menimpa Facebook.

Acton bukanlah yang pertama mengekspresikan kegelisahannya terhadap mantan perusahaannya itu.

Tahun lalu, mantan eksekutif Facebook sebelumnya, Chamath Palihapitiya, Sean Parker, Justin Rosenstein, serta investor Roger McNamee, mengakui jika Facebook telah menciptakan 'dunianya sendiri.'

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya