PII Sesalkan Penutupan Pusat Sains dan IPTEK

Pusat Peragaan Iptek Tesla Coil di TMII
Sumber :
  • VIVAnews/Agus Tri Haryanto

VIVA – Pusat sains dan IPTEK pada sejumlah daerah terancam mengalami penutupan. 15 dari 24 pusat sains dan IPTEK di beberapa daerah terancam tutup karena terkendala anggaran, kurangnya tenaga kerja, serta perubahan kebijakan dari Pemda setempat. Penutupan tersebut menimbulkan kekecewaan beberapa pihak, termasuk Persatuan Insinyur Indonesia (PII). 

Manfaat Luar Biasa Wahana Sains untuk Anak

Pusat sains dan IPTEK harusnya bisa menjadi sarana belajar masyarakat, serta wadah bagi generasi muda untuk melakukan berbagai macam eksperimen ilmiah. Jika terhenti, hal tersebut bisa menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa pengikut saja dan sulit untuk menjadi pemimpin dunia. 

“Kami menyesalkan sikap Pemerintah Daerah yang tidak memberikan perhatian pada perkembangan sains dan IPTEK bagi masyarakatnya. Penonaktifan atau bahkan penutupan pusat sains dan IPTEK ini secara tidak langsung akan menghambat inovasi dalam negeri," ujar Wakil Ketua Umum PII, Heru Dewanto melalui keterangan tertulis, Selasa 19 Juni 2018.

9 Alat Peraga Sains Karya Ilmuwan Cilik Ini Super Keren

Berbicara mengenai inovasi, buku berjudul INOVASI yang ditulis oleh Heru menyebutkan, penguasaan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi merupakan tolak ukur kemajuan dan peradaban bangsa. Negara-negara yang menguasai IPTEK dan dapat membuat inovasi melalui penemuan-penemuannya tentu berpeluang menjadi pemimpin dunia. 

Dari semua mahasiswa yang ada di Indonesia, hanya 14 persen saja yang mempelajari teknik. Sedangkan lulusannya hanya 50 persen yang bekerja di sektor keinsinyuran. Data tersebut didapat dari PII. 

Kaesang: Walaupun PSI Belum Bisa Masuk Senayan, Enggak Masalah

Sedangkan data dari Asosiasi Science Center Indonesia menyebutkan, beberapa pusat sains yang tidak aktif atau tutup sementara tidak menerima kunjungan dari para siswa sekolah. Ada juga yang tidak mengembangkan alat peraga karena ketiadaan biaya. 

Adapun lokasinya di Pusat Sains Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Science Center Sawahlunto dan Graha Teknologi Palembang.

Pemerintah pusat dan daerah harusnya mengalokasikan dana khusus untuk biaya pusat sains dan IPTEK dalam berkembang dan berinovasi. Tujuannya agar masyarakat daerah juga dapat mengenal dan mempelajari IPTEK. 

Dalam Nawa Cita ke enam Presiden Joko Widodo berjanji akan membangun sejumlah Science dan Tekno Park di sejumlah daerah yang ada di Indonesia. 100 taman sains akan dibangun menyusul program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019. 

“Agar pusat sains dan IPTEK ini bisa memiliki dampak yang besar bagi masyarakat, perlu sebuah upaya kerja sama antara pemerintah, perguruan tinggi dan pihak swasta untuk mengelola pusat sains ini." 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya