Logo DW

Seputar Cincin Api Pasifik yang Rawan Gempa dan Letusan Gunung Api

picture-alliance/dpa
picture-alliance/dpa
Sumber :
  • dw

Setelah itu ada Gempa Bumi Besar di Alaska tahun 1964 (dengan magnitudo 9,2), gempa bumi Sumatra Utara yang juga dikenal sebagai Tsunami Samudera Hindia pada tanggal 26 Desember 2004 (dengan magnitudo 9,1), dan gempa di daerah lepas Pantai Timur Honshu, Jepang, pada 11 Maret 2011 (besarnya 9,0), yang menyebabkan tsunami dan bencana nuklir di Fukushima.

Baca juga: Ilmuwan Sudah Prediksi Tsunami Anak Krakatau Enam Tahun Silam

Sebagian besar gempa bumi dalam daftar gempa terbesar tersebut berada di dalam Cincin Api, dan berkekuatan antara dari 9,5 hingga 8,5 skala Richter.

Berdasarkan data aktivitas bumi, bisakah gempa diprediksi?

Tidak. Sebagian besar ahli akan mengatakan bahwa sejauh ini tidak mungkin memprediksi gempa bumi. Bahkan jika terjadi dua gempa berturut-turut di dalam daerah Cincin Api, akan sulit untuk mengatakan bahwa keduanya berhubungan. Sebuah gempa belum tentu menjadi penyebab bagi gempa lain.

Baca juga: Memprediksi Gempa Susulan dengan Bantuan Komputer

Beberapa seismolog secara hati-hati terbuka terhadap adanya gagasan bahwa apa pun yang kita lakukan sebagai manusia - apakah itu menguji bahan peledak nuklir atau pengeboran di laut dalam - semuanya memiliki dampak potensial. Tapi bukti ilmiah untuk mendukungnya sangat sedikit dan cenderung nihil.