'Badai' Bawah Laut, Penyebab Lapisan Es Kutub Mencair

Es di Antartika mencair.
Sumber :
  • Livescience

VIVAnews - Pencairan lapisan es di kutub, dianggap sebagai tanda perubahan iklim yang tengah melanda di bumi. Mencairnya lapisan es tersebut, pada gilirannya menaikkan air laut. Sejauh ini, ilmuwan hanya mengetahui sebatas itu, bahwa pemanasan globallah yang membuat lapisan es mencair.

Sejauh ini, pencairan es Antartika diperkirakan karena faktor penting air hangat yang mencapai landasan es. Namun, tak jelas bagaimana air hangat hangat bisa menuju permukaan lapisan es.

Penyebanya, setidaknya mulai terkuak. Riset terbaru menunjukkan, yang menjadi kunci mencairnya lapisan es itu adalah 'badai' di bawah permukaan laut.

Melansir Los Angeles Times, Selasa 11 November 2014, kesimpulan itu diketahui setelah peneliti meluncurkan robot selam pinguin ke bawah permukaan laut. Robot ini mengamati apa yang terjadi di bawah laut kutub.

"Daerah kutub adalah kawasan yang mana perubahan menguat. Di sana, kita cenderung tak bisa melakukan banyak pengamatan, karena lokasinya yang sangat sulit (dicapai)," jelas Andrew Thomson, pakar kelautan fisik Caltech.

Waktu Idel untuk Kencing Setiap Hari, Laki-laki Harus Tahu Agar Prostat Tetap Sehat

Robot ini meluncur dengan fleksibel, bisa naik dan turun menggunakan pompa yang menyesuaikan kepadatan internal mereka. Sehingga, robot ini bisa naik seperti balon dan turun kayak batu. Robot ini dilengkapi dengan sepasang sayap yang mengonversi gerakan vertikal menjadi gerakan horisontal.

Robot ini dilaporkan telah menyelesaikan 750 penyelaman, menyelam kadang sampai 1.000 meter ke bawah permukaan dan mengukur setiap lima detik. Thomason mengatakan, biaya operasi robot ini menghabiskan US$100 per hari. Kemampuan lain robot ini mampu mengawasi lautan, dengan resolusi kira-kira 10 kali lebih baik dibanding survei kapal tradisional.

Pengamatan dilakukan selama 10 pekan. Robot pinguin itu telah mengambil sampel sejumlah fitur air termasuk suhu, kadar garam, kadar oksigen sampai kadar pijar cahaya.

Robot mengambil pengukuran dalam kedalaman yang berbeda. Pada saat memasuki kedalaman, ilmuwan menemukan adanya air hangat yang mencapai landas es benua diakibatkan oleh pusaran. Disebutkan, pusaran air dengan panas terjebak dalam pusat arus.

Pusaran ini juga beragam ukuran, mulai dari satu kilometer sampai 10 kilometer. Dikatakan Thompson, pusaran ini layaknya badai pada lapisan atmosfer, namun ini berupa cairan.

Seperti halnya cuaca, tambahnya, pusaran ini terjadi dari hasil proses yang rumit dan sulit diprediksi sejauh ini. "Ini adalah pandangan sekilas pertama kali," kata Thompson.

Hasil riset ini telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Geoscience.

Baca juga :

Gus Miftah Curiga Jokowi Pilih Bahlil Lahadalia Jadi Menteri Karena Lucu, Bukan Prestasi



(asp)

Advokat Arif Edison Divonis 1 Tahun Penjara, Ini Tanggapan Jhon LBF dan Machi Achmad.
VIVA Otomotif: Ilustrasi pelumas atau oli

Kementerian Perdagangan dan Penegak Hukum Diminta Lebih Tegas Tangani Peredaran Oli Palsu

Terkait hal tersebut, pihak PB KAMI mendesak Kementerian Perdagangan segera melakukan pengecekan kembali perizinan serta menutup pabrik pabrik yang memproduksi oli palsu.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024