Menristek: Riset Triliunan Cuma Tersimpan di Perpustakaan

Menristek Dikti, M Nasir (kiri) dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kanan)
Sumber :
  • VIVA co.id/ Dwi Royanto

VIVA.co.id – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir, menyatakan hasil penelitian karya anak bangsa selama ini belum banyak dikembangkan dan bermanfaat bagi masyarakat. Kementerian segera melakukan upaya konkret untuk mengembangkan produk inovasi masyarakat agar berkembang.

UU Cipta Kerja Sah, Kampus Bisa Ajak BUMN Kolaborasi Riset

"Selama ini (penelitian) tidak pernah dikenal. Dan hanya tersimpan di rak perpustakaan. Padahal, itu biayanya triliunan rupiah lho," kata Nasir usai meluncurkan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) di Semarang, Selasa, 30 Mei 2016.

Nasir menyebutkan, saat ini institusinya mencatat tak kurang dari 701 riset anak bangsa yang terkumpul di perpustakaan Kemenristek di Jakarta dengan total biaya mencapai Rp1,8 triliun. Namun, karya tersebut belum mampu dikenal publik bahkan dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat.

UU Cipta Kerja Dorong Kampus dan BUMN Buat Riset Berbasis Output

"Hasilnya tidak pernah membumi, karena tidak pernah dikenal. Nah, ini mulai diinovasikan. Sekarang kita kenalkan ke masyarakat," kata mantan Rektor Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah itu.

Kemenristek mengaku gebrakan awal akan dimulai pada pekan pertama Juni 2016. Produk penelitian bangsa yakni enzim untuk mengganti penyamakan kulit serta garam farmasi akan segera diproduksi massal.

Kalau Enggak Jadi Menteri Lagi, Mohamad Nasir Ingin Kembali Jadi Dosen

"Selama ini enzim kita impor dan akan kita produksi di dalam negeri. Sedangkan garam farmasi yang selama ini impor, kita akan produksi, kapasitas 1.500 ton per bulan. Ini pertama Ristek memulai untuk kebutuhan rumah sakit," kata Nasir.

Ia mengatakan, pada puncak acara Hakteknas di Solo, Jawa Tengah pada 10 Agustus nanti, Kemenristek akan mengenalkan berbagai inovasi masyarakat Jawa Tengah di berbagai bidang.

"Tujuannya supaya masyarakat memanfaatkan teknologi ke depan untuk membangun ekonominya supaya lebih baik, " katanya.

Sejumlah hasil riset dan inovasi yang dihasilkan itu di antaranya bidang pangan dan pertanian, kesehatan, informasi dan teknologi, transportasi, teknologi material maju yakni nano teknologi, teknologi pertahanan bersama Kementerian Pertahanan serta bidang energi.

"Jateng kita kembangkan kapal paralon untuk nelayan serta teknologi implan untuk penyambungan tulang. Khusus pertahanan, anak-anak kita sudah mengembangkan alutsista, " katanya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyambut baik acara Hakteknas ke-21 yang memilih Jawa Tengah sebagai tuan rumah. Salah satu prioritas pengembangan inovasi masyarakat adalah produk Dinas Peternakan.

"Kebetulan ini pas rezekinya Jateng. Penerapan Inseminasi Buatan (IB) pada sapi potong perusahaan daerah sudah siap. Yang lain-lain tadi itu, ada teknologi informasi yang sebelumnya tersimpan di rak juga akan kita kembangkan,"  kata Ganjar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya