Hawking: Lubang Hitam, Pintu Menuju Alam Semesta Lain

Black hole atau lubang hitam kembar yang ditemukan di galaksi Markarian 739
Sumber :
  • space.com

VIVA.co.id – Fisikawan ternama Stephen Hawking mempublikasikan teorinya yang terbaru. Menurut dia, segala sesuatunya bisa saja jatuh ke alam semesta lain melalui “lubang hitam.”

Stephen Hawking: Inggris akan Jadi Negara Terisolir

Profesor yang menderita kerusakan syaraf itu mengatakan, selain menjadi pintu ke alam semesta lain, lubang hitam juga ternyata tidak sehitam yang pernah dipikirkan sebelumnya.

"Ketimbang menghancurkan segala yang ada di dekatnya, sepertinya kita tidak perlu terlalu takut dengan lubang hitam," ujar Hawking dalam studinya yang dipublikasikan di Physical Review Letters, seperti dikutip dari Independent.co.uk, Kamis, 9 Juni 2016.

Hawking Populer di China, Tapi Kalah dari Eks Bintang Porno

Studi itu telah mendapat persetujuan dari ahli fisika lainnya. Jika terbukti benar maka ini akan memecahkan teka teki paradoks pusat dari lubang hitam.

Hawking mengkoreksi asumsi dasar yang pernah ia kemukakan sebelumnya. Menurutnya, lubang hitam tidak memiliki 'helai'. Maksudnya, dia pernah mengatakan jika semua yang jatuh ke dalam lubang hitang akan hancur dan hilang selamanya. Namun hal itu dibantahnya sendiri.

Mengenal Alpha Centauri, Titik Baru Misi Antariksa

"Lubang hitam bukan penjara yang abadi seperti yang pernah kita duga sebelumnya. Jika anda merasa terjebak di lubang hitam, jangan menyerah. Pasti ada jalan keluarnya," kata Hawking.

Sayangnya, meski bisa keluar, objek tidak bisa kembali ke asalnya. Hawking percaya jika objek yang masuk ke dalam lubang hitam akan muncul kembali, entah di mana. Kemungkinan akan muncul di alam semesta lain.

"Keberadaan sejarah alternatif dari lubang hitam menunjukkan bahwa ini mungkin terjadi. Lubang itu pasti berukuran besar dan berputar pada rotasinya. Ini mungkin menjadi jembatan ke alam semesta lain namun anda tidak bisa kembali ke alam semesta ini," ujar dia.

Hawking menulis penelitian ini bersama para koleganya, seperti Andrew Strominger yang adalah profesor fisika dari Harvard University, serta Malcolm Perry seorang profesor fisika teoretis dari Cambridge University.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya