Tips Sederhana Basmi Nyamuk DBD Selain Gerakan 3M

Ilustrasi-Nyamuk
Sumber :
  • REUTERS/Paulo Whitaker

VIVA.co.id – Pengendalian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) hanya akan ampuh jika vektornya telah terkendali. Kampanye antisipasi DBD yang populer diimbau pemerintah yaitu Gerakan 3M, yakni menguras, menutup dan mengubur. 

Waspada! Demam Berdarah Mengganas, Jakarta Jadi Episentrum dengan 35 Ribu Kasus

Belakangan kampanye itu berubah menjadi 3M-Plus, yaitu gunakan larvasida, kelambu, kawat kasa dan obat antinyamuk. Akan tetapi, kampanye mengingatkan kepada masyarakat itu malah tidak efektif dan menyebabkan pencemaran lingkungan. 

Ahli Entomologi Badan Pengendalian Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Ali Rahayu mengatakan, sebenarnya ada cara yang lebih sederhana dari Gerakan 3M untuk meminimalkan DBD. Namun demikian, jika masyarakat rajin dan disiplin tinggi, aktivitas 3M sudah menjadi cara yang efektif. 

Kasus DBD di Depok Melonjak, Wali Kota Keluarkan SE Kesiapsiagaan Cegah KLB

"Jadi yang paling efektif itu rumah pakai shower. Jadi tidak ada air tergenang," ujar Ali kepada VIVA.co.id ditemui di Gedung Batan, Pasar Jumat, Jakarta, Senin 7 November 2016.

Aktivitas menguras dalam Gerakan 3M,  menurut Ali, merupakan cara untuk ‘melawan’ kebiasaan orang Indonesia yang sering menampung air. Dengan menampung air, maka menurutnya, menjadi biang' vektor penyakit DBD terus berkembang. Nyamuk Aedes aegypti merupakan nyamuk yang habitatnya di dalam rumah. 

Kondisi Terkini Syahnaz Sadiqah Usai Dilarikan ke RS karena DBD

 "Termasuk saya sendiri, suka menampung air," kata dia. 

Menurutnya menggunakan shower di rumah merupakan salah satu cara yang efektif dan mudah dijalankan.

Cara negara dunia basmi Aedes aegypti 

Dalam membasmi nyamuk DBD itu, Batan telah mengumumkan Teknik Serangga Mandul (TSM) untuk menekan populasi nyamuk Aedes aegypti. Batan menggunakan teknologi nuklir, yakni sinar gamma untuk memandulkan nyamuk jantan Aedes. Kemudian nyamuk dilepas di dalam rumah, kawin dengan betina, sehingga tidak terjadi pembuahan, populasi pun tertekan.

Batan memilih memandulkan nyamuk jantan karena nyamuk betina bakal menimbulkan  penolakan masyarakat. Nyamuk betina merupakan pengigit manusia, sementara nyamuk jantan tidak menggigit. Masyarakat bakal khawatir, jika nyamuk betina mandul dilepas, maka akan tetap mengigit.

Beda dengan Indonesia, Australia punya cara lain untuk membasmi nyamuk DBD itu. Negeri Kanguru itu punya cara terbaru dengan, teknik penginfeksian nyamuk Aedes dengan bakteri Wolbachia, yang ada di setiap tubuh serangga, kecuali nyamuk Aedes.

Teknik yang dipilih Australia yaitu dengan menyuntikkan bakteri Wolbachia pada telur nyamuk Aedes. Tujuan para ilmuwan adalah, bakteri itu nantinya yang akan menyerang pencernaan nyamuk dan berujung menekan populasi mereka. 

Sementara peneliti Oxford University, Inggris memilih menggunakan teknik rekayasa genetika untuk membasmi nyamuk DBD itu. Nyamuk jantan direkayasa genetiknya di laboratorium, dilepas, dibiarkan kawin, dan anak yang dihasilkan akan cacat dan cepat mati. 

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya