Batan Tagih Kejelasan Program Nuklir Indonesia

Reaktor riset nuklir di Serpong, Tangerang
Sumber :
  • Twitter/@humasbatan

VIVA.co.id – Badan Tenaga Nuklir Nasional menyatakan, masih menunggu kepastian putusan mengenai program nuklir dari pemerintah. Sebelumnya, pada 22 Juni 2016, Presiden Joko Widodo memberikan lampu hijau bagi Indonesia untuk menggunakan nuklir,  tapi hingga sekarang belum ada kejelasan atas program tersebut. 

Dua Warga Terpapar Zat Radioaktif, Bapeten: Cesium Luruh Dalam 70 Hari

"Kejelasan program-program nuklir PLTN itu jadi atau tidak?" tegas Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto, kepada VIVA.co.id, saat ditemui di acara 58 tahun Batan di Puspiptek, Serpong, Tangerang, Senin 5 Desember 2016.

Djarot menceritakan, pada 22 Juni tersebut, Presiden Jokowi telah meminta Batan untuk membuat peta jalan (roadmap) Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Saat itu, Djatrot mengatakan kepada kepada Jokowi, roadmap soal nuklir sudah ada. 

Area Terkontaminasi Nuklir di Serpong Disterilisasi

"Buku putih yang ditertibkan secara terbatas oleh ESDM,  itu diubah saja jadi roadmap, itu sudah jadi roadmap," kata Djarot. 

Hingga saat ini, Batan belum mendapatkan kepastian atas hal itu, sebabnya untuk menyerahkan roadmap atau yang dianggap buku putih ESDM merupakan tugas dari Kementerian ESDM . 

Kepala BATAN Baru Siap Wujudkan Iptek Nuklir

"Saya tidak tahu ya,  kenapa tidak disampaikan kepada Presiden," ujar dia. 

Djarot mengatakan, saat belum ada kejelasan, Batan juga makin menghadapi masalah pengurangan anggaran yang terus turun. Padahal, untuk menuju 'go nuklir', biaya untuk inovasi dan perawatan alat terus diperlukan. Tercatat, selama lima tahun ini, Batan mendapat anggaran dana Rp2,2 triliun. 
 

Tim Batan dan Bapeten di lokasi temuan paparan tinggi radioaktif di Tangerang.

Polisi Duga Pegawai Batan Penyimpan Radioaktif Jual Jasa Dekontaminasi

Sejumlah zat radioaktif yang ditemukan radiasinya mulai menurun.

img_title
VIVA.co.id
2 Maret 2020