- Reuters/Kimberly White
VIVA.co.id – Pakar medis McLean Hospital, Amerika Serikat, mengklaim sukses membuktikan tablet tidak selamanya buruk bagi kesehatan. Pakar tersebut mengatakan tablet bisa menjadi perangkat yang berfungsi untuk mengurangi gejala agitasi pada penderita demensia.
Agitasi merupakan gangguan yang menunjukkan aktivitas motorik berlebihan dan tak bertujuan atau kelelahan. Biasanya dihubungkan dengan keadaan tegang dan kecemasan.
Sebelumnya, terapi seni, terapi musik, dan terapi lainnya dapat secara efektif mengurangi gejala demensia tanpa obat. Untuk itu, peneliti meyakini penggunaan tablet bisa menawarkan pendekatan baru bagi pasien demensia tersebut.
Direktur Medis Geriatric Psychiatry Outpatient Services McLean Hospital, Ipsit Vahia mengatakan, tablet dalam konteks ini memiliki keuntungan besar yakni fleksibilitas. Menurut dia, tablet memungkinkan pasien bisa beralih dari satu aplikasi ke aplikasi lainnya dengan mudah.
Selain itu, menurut dia, tablet bisa memodifikasi dengan mudah peralihan terapi bagi individu. "Anda tak perlu berinvestasi peralatan atau infrastruktur baru," ujar dia.
Maka dalam percobaan yang dilakukan, peneliti medis tersebut memasang 70 aplikasi yang mempertimbangkan kompleksitas kognitif pasien.
"Tablet digunakan sebagai intervensi non farmakologis untuk agitasi pada orang dewasa yang lebih tua, termasuk mereka dengan demensia berat, tampaknya layak, aman, dan penggunaan potensial," kata Vahia seperti dilansir EurekAlert, Senin 9 Januari 2017.
Vahia menceritakan, pengalaman mencobanya terapi itu pada salah satu pasien yang hanya bisa berbahasa Rumania. Peneliti mengatakan, pasien berbahasa Rumania itu sangat mudah marah karena demensia berat yang diderita, bahkan obat-obatan tidak efektif lagi mengontrol gejala-gejalanya.
"Kami mulai menunjukkan kepadanya klip video berbahasa Rumania di YouTube, dan kemudian perilakunya berubah secara dramatis dan instan. Suasana hatinya membaik dan menjadi lebih interaktif,” kata Vahia.
Maka kesimpulan awal, kata Vahia, menggunakan teknologi seperti tablet sebagai alat efektif untuk meningkatkan perawatan. Selain itu, pengembang aplikasi bisa turut andil menciptakan aplikasi yang mungkin menunjang perlahan pengobatan gejala agitasi pada pasien demensia.