Masyarakat Makin Terima Nuklir, Ini Alasan Utamanya

Ilustrasi Pembangkit nuklir.
Sumber :
  • www.commuteroutrage.com

VIVA.co.id – Badan Teknologi Nuklir Nasional atau Batan merilis survei yang bekerja sama dengan PT Pro Ultima tentang respons masyarakat atas pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Hasil survei menunjukkan, dukungan atas PLTN makin meningkat. Alasan utama semakin meningkatnya dukungan PLTN yaitu tidak ada pemadaman listrik.

Ternyata Rusia Gunakan Rudal Termonuklir Buat Bombardir Ibukota Ukraina

Batan mengungkapkan, dukungan masyarakat meningkat dari 2015 dengan angka 75,3 persen menjadi 77,53 persen pada 2016.

Survei nasional tersebut dilakukan antara Oktober sampai Desember 2016, dengan penyebaran kuesioner kepada 4.000 responden dari 34 provinsi.

6 Angkatan Laut Paling Kuat di Dunia, Pernikahan Habib Rizieq

"Yang istimewa, tidak adanya sosialisasi khusus mendahului jajak. Ide awal ada sosialisasi, kemudian diukur," ujar Kepala Batan Djarot Sulistio Wisnubroto saat ditemui di Gedung Batan, Jakarta, Selasa, 10 Januari 2017.

Tiga alasan teratas masyarakat setuju pembangunan PLTN yakni tidak adanya pemadaman listrik dengan 43,75 persen, listrik menjadi murah dengan angka 41,37 persen dan menciptakan lapangan kerja dengan angka 35,12 persen. 

5 Militer Terkuat di Dunia Tanpa Senjata Nuklir, Indonesia Nomor Berapa?

"Dari hasil survei, kita baca bahwa merupakan suatu dambaan masyarakat mendapatkan listrik
yang berkelanjutan, murah dan peluang lapangan kerja," jelas Djarot. 

Mengulas alasan yang dipilih oleh masyarakat itu, beberapa waktu lalu, Djarot pernah menyampaikan nuklir merupakan salah satu Energi Baru Terbarukan (EBT) yang bisa digunakan hingga bisa menghasilkan 5.000 Megawatt aliran listrik pada 2025.

Namun, setelah nuklir digaungkan, sampai saat ini belum ada ‘gong’ atau tindak lanjut eksekusi dari pemerintah untuk go nuklir. Djarot mengatakan, Batan akan terus membuat masyarakat yakin akan potensi nuklir untuk energi. 

Untuk potensi nuklir yang membuat biaya listrik mudah, sebelumnya Djarot menyatakan, penggunaan aliran listrik dengan tenaga nuklir akan menghemat pembayaran listrik 50 persen dibandingkan tenaga uap.

Gambarannya, jika tenaga uap memakan biaya 12 sen per Kwh, sedangkan nuklir bisa 6 sampai 8 sen per Kwh. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya