Evercoss Siapkan Smartphone Sekelas Xiaomi

Evercoss mengenalkan smartphone Winner Y Smart
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mitra Angelia

VIVA.co.id – Vendor smartphone lokal, Evercoss mengungkapkan perusahaan sedang menyiapkan kejutan. Evercoss sedang mengembangkan smartphone seharga Rp2 juta-an dengan performa setara Xiaomi. Sebelumnya Evercross menghadirkan smartphone dengan kisaran harga Rp1 juta dan di bawahnya.

Duel Xiaomi dan Huawei Memanas di Ranah Mobil Listrik

"Kita sedang siapkan smartphone Rp2 juta-an. Ya, bisa dibilang seperti Xiaomi-nya Indonesialah," ujar Marketing Communication Evercoss, Suryadi Wlliam, saat peluncuran smartphone Winner Y Smart, di Jakarta, Kamis 9 Februari 2017.

Suryadi menegaskan, perusahaan akan komitmen menghadirkan kualitas teknologi pada produk smartphone meski harga perangkatnya terjangkau di kantong konsumen. Dia mengklaim, smartphone Evercross yang dihargai Rp1 juta-an tetap tidak meninggalkan kualitas.

Belum 2 Minggu Mobil Ini Sudah Laku 100 Ribu Unit

Untuk itu, Suryadi mengatakan, smartphone Evercoss dengan harga Rp2 juta-an ini juga akan dilengkapi teknologi dan performa yang tinggi. “Perangkat akan didesain mulus, agar tidak terlihat seperti smartphone harga Rp2 juta-an. Bahkan, desain akan tampak seperti smartphone di atas harga tersebut,” tuturnya.

Lebih laku di daerah

Mobil Listrik Xiaomi SU7 Laku Keras, tapi Biang Masalah

Berbicara mengenai pangsa pasar, Suryadi mengungkapkan, smartphone Evercoss lebih laris manis di daerah. Sebaliknya di kota besar seperti Jakarta, smartphone kurang diminati.

“Populasinya itu paling banyak di Jawa barat, seperti Cimahi paling laku. Terus Jawa timur, Indonesia timur di Makassar, Medan, Lampung," kata William.

William beralasan, smartphone Evercoss kurang laku di Jakarta, kemungkinan karena faktor pendapatan masyarakat Ibu Kota yang cenderung lebih tinggi. Maka dari itu penduduknya lebih memilih smartphone yang harganya lebih mahal.

"Evercoss targetnya memang bukan kota besar seperti Jakarta. Tetap kota besar, tetapi di daerah. Sebab, Jakarta terlalu besar," kata dia. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya