- www.v3.co.uk
VIVA.co.id – Di antara permintaan para operator untuk menyongsong era teknologi 5G adalah kesiapan pemerintah menyediakan frekuensi aturannya. Hal itu disanggupi oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara.
Dikatakan pria yang akrab disapa Chief RA itu, jika operator menyanggupi adopsi 5G pada 2020, dua tahun sebelumnya regulasi pasti disiapkan oleh pemerintah.
"Kami akan ikut standar internasional. Kalau World Radio Communication Conference suruh alokasiin di 28 Ghz, kami akan alokasiin di situ. Di sana total (spektrum) ada 2 Ghz sama dengan 2.000 Mhz dan kalau dibagi 500 Mhz akan ada empat operator saja," ujar Rudiantara di sela demonstrasi teknologi 5G yang diselenggarakan Ericsson di Four Seasons Hotel, Jakarta, Senin 3 April 2017.
Rudiantara menegaskan, untuk 5G ini, dia pun tidak ingin banyak operator yang terlibat. Disarankan, para operator sebaiknya melakukan konsolidasi.
Kapan akan diimplementasikan, diserahkan kepada masing-masing operator. "Nanti kami siapkan regulasinya, tapi saya enggak terlalu khawatir karena lebih mudah untuk regulasinya," tutur Rudiantara.
Mengenai model bisnis, Rudiantara pun memberikan kebebasan kepada para operator. Saat ini, salah satu perusahaan teknologi dan layanan telekomunikasi terbesar di dunia, yakni Ericsson telah masuk ke Indonesia untuk memamerkan rangkaian aplikasi yang bisa digunakan dengan menggunakan teknologi 5G.
Seperti implementasi di industri robotik dengan kendali manusia, teknologi ini bisa untuk kesehatan. Atau untuk penggunaan personal seperti download video 4K dan ditampilkan di TV. Kedatangan Ericsson ini tentunya guna menggandeng para operator untuk persiapan menyongsong era 5G dan aplikasinya.
"Nanti, terserah bisnis modelnya dengan Ericsson dan operator," kata Rudiantara.
Sementara itu, menyinggung masalah konsolidasi para operator untuk menyongsong era 5G ini, salah satu operator lokal yang ikut hadir, XL Axiata bernada positif.
"Industri (telekomunikasi) ini jauh akan lebih sehat kalau pemainnya sedikit. Kalau pemainnya sedikit, tentunya konsolidasi bisa dilakukan. Untuk konsolidasi tentu saja kami sebagai operator men-support ide tersebut," ungkap Chief Executive Officer (CEO) XL, Dian Siswarini. (art)