Kini Ada Aspal yang Jika Rusak Bisa Perbaiki Sendiri

Jalan berlubang di Akses UI, Depok.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Ilmuwan Belanda kembali melontarkan gagasan inovatifnya untuk menangani jalan rusak atau berlubang. Alih-alih untuk menambal sulam jalan yang rusak dengan peralatan berat, ilmuwan Delf University menawarkan teknologi jalan yang bisa memperbaiki diri sendiri. 

Dokter Indonesia Dapat Kesempatan Berkarier di Korea

Dikutip dari The Verge, Senin 8 Mei 2017, kunci teknologi ini terletak pada material aspal. Ilmuwan material Deft University yang mengembangkan proyek itu, Erik Schlangen menjelaskan, aspal yang dipakai dalam inovasi ini aspal yang dicampur dengan serat baja kecil. Kolaborasi ini membuat aspal jalan bisa menjalankan fungsi konduktif. 

Laman itu menuliskan, agar makin konduktif maka aspal memerlukan paparan panas. Dalam hal ini, peneliti mencoba dengan panas mesin mobil yang melewati aspal. Skema ini memungkinkan aspal konduktif bereaksi, menghangatkan aspal dan serat baja bereaksi untuk menutup retakan atau lubang di jalan. 

Yayasan Sativa Nusantara Resmi Serahkan Policy Brief Ganja Medis

Sinar matahari memang salah satu sumber panas yang memberi efek, tapi tingkat biasanya tak cukup untuk sampai menutup retakan. 

Inovasi aspal yang mampu memperbaiki diri ini telah diuji di 12 jalan berbeda di Belanda dan salah satunya telah berfungsi sejak 2010, menariknya sampai saat ini jalan dengan aspal memperbaiki diri itu masih dalam kondisi sempurna. 

AS dan China Rebutan Lapak di Bulan

Aspal dengan serat baja, jelas dia, juga memungkinkan untuk mengisi daya mobil listrik saat melewati di atas aspal khusus ini.  

"Ini memang awal tapi kami akan membuat beberapa percobaan di depan lampu lalu lintas. Di sini idenya panas bisa didapatkan dari mobil yang berhenti menunggu lampu hijau," ujarnya.

Persoalan tak selesai pada aspek aspal saja. Sebab kini sudah meluas, jalan yang dicor dengan menggunakan bahan beton. 

Schlangen menyesuaikan perkembangan tersebut. Dia bisa menawarkan konsep yang sama, beton yang bisa memperbaiki diri. Tapi bukan hanya mengandalkan serat baja pada beton saja.

"Jika Anda ingin membuat beton yang memperbaiki diri, kita harus membuat sesuatu yang mengisi celah-celah beton, sehingga tak ada air atau garam yang menembus lagi," tuturnya.  

Dia menuturkan, bakteri khusus untuk menciptakan beton yang memperbaiki diri sendiri. Bakteri ini hidup di dalam campuran beton atau aspal dan memproduksi karbonat kalsium yang membantu mengisi retakan saat menutup. 

"Kami tahu bakteri ini bisa hidup dalam alam sampai lebih dari 200 tahun. Jadi kami mengembangkan teknik meletakkan bakteri ini di beton," jelasnya. 

Dalam uji coba terbaru, Schlangen mengharapkan bakteri yang dimaksud akan bertahan hidup selama mungkin dalam struktur beton. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya