Ada Orang Tuli di Balik Suksesnya Misi NASA

Tujuh relawan tuna rungu dalam eksperimen NASA
Sumber :
  • www.space.com/U.S. Navy/Gallaudet University collection

VIVA.co.id – Tak banyak yang mengetahui, suksesnya Badan Antariksa Amerika Serikat, dalam program pengiriman awak ke antariksa, tak lepas dari kontribusi relawan tunarungu, atau tuli. 

Ilmuwan Ini Berhasil Ciptakan Koper Bertenaga Al, Permudah Tunanetra Navigasi Lingkungan

Pada masa awal menyiapkan program pengiriman awak ke antariksa, NASA melibatkan 11 tuna rungu untuk menjalankan eksperimen reaksi tubuh pada lingkungan gravitasi nol. 

Dikutip dari Space, Jumat 12 Mei 2017, NASA merekrut 11 tunarungu pada akhir 1950-an untuk mempelajari efek jangka panjang keadaan tak berbobot pada tubuh manusia sebelum pengiriman awak ke antariksa. Ada 11 relawan tunarungu yang dinamakan Gallaudet 11, semuanya berasal dari Gallaudet Colloge, Amerika Serikat. 

7 Fakta Sains Menakjubkan di Dunia yang Belum Banyak Terungkap

Relawan Gallaudet 11 tersebut, yaitu Harold Domich, Robert Greenmun, Barron Gulak, Raymond Harper, Jerald Jordan, Harry Larson, David Myers, Donald Peterson, Raymond Piper, Alvin Steele, dan John Zakutney.

NASA menjelaskan, sebelas relawan yang mengalami masalah telinga bagian dalam itu tak mengalami efek buruk mabuk perjalanan. Dengan demikian, mereka dianggap relawan yang cocok untuk eksperimen tersebut. 

Begini Cara Realme Sukses Lawan Samsung, Apple dan Xiaomi

"Selama satu dekade berbagai eksperimen, peneliti mengukur reaksi relawan tuanrungu dan melaporkan secara rinci sensasi dan perubahan persepsi mereka," jelas NASA dalam pernyataannya. 

Selama 1958 sampai 1968, 11 relawan itu menjalani eksperimen keadaaan tanpa bobot, keseimbangan dan gerakan tertentu yang membantu NASA memahami dengan lebih baik, bagaimana respons tubuh manusia atas lingkungan gravitasi asing. Pada salah satu percobaan, empat relawan menghabiskan 12 hari berturut-turut di dalam ruang rotasi lambat untuk menguji efek perubahan gravitasi pada tubuh. 

Relawan tuna rungu menjalani eksperimen antariksa NASA

Eksperimen lainnya, relawan masuk dalam simulasi penerbangan gravitasi nol dan naik kapal feri di atas laut berombak. 

"Percobaan ini, membantu memperbaiki pemahaman bagaimana sistem sensor tubuh relawan merespons lingkungan dalam keadaan fungsi telinga dalam tak tersedia," ujar NASA. 

Sebagai penghormatan atas kontribusi 11 relawan tunarungu itu, sebuah museum baru didirikan untuk menunjukkan peran mereka dalam misi penerbangan antariksa NASA. 

Pameran relawan tersebut, Deaf Difference + Space Survival saat ini ditampilkan di Jordan Student Academic Center, Gallaudet University. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya