Rumah Sakit Dharmais 'Lumpuh' Diserang Virus Ransomware

Ilustrasi pengawasan internet.
Sumber :
  • REUTERS/Kacper Pempel

VIVA.co.id – Dua rumah sakit besar di Indonesia dilaporkan terkena serangan siber "ransomware" yang menginfeksi komputer secara global. Dua rumah sakit itu adalah Dharmais dan Rumah Sakit Harapan Kita di Jakarta. Hal itu disampaikan Semuel Pangerapan, Direktur Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informasi Indonesia.

Rusia Sebut AS Buru-buru Tuduh ISIS Atas Serangan Gedung Konser di Moskow

Serangan siber bersifat tersebar dan masif, serta menyerang critical resource (sumber daya sangat penting), yang bisa dikategorikan teroris siber.

"Di Indonesia, berdasarkan laporan yang diterima Kominfo, serangan ditujukan ke Rumah Sakit Harapan Kita dan Rumah Sakit Dharmais. Dengan adanya serangan siber ini, kami minta agar masyarakat tetap tenang dan meningkatkan kehati-hatian dalam berinteraksi di dunia siber," kata Semuel, di Jakarta, Sabtu 13 Mei 2017.

Israel Gempur RS Al-Shifa Gaza, 200 Warga Palestina Tewas

Sejauh ini upaya pelokalan server yang terinfeksi sedang dilakukan untuk mencegah penyebaran virus tersebut. Kemenkominfo sejauh ini sudah bekerja dengan pihak berwenang lainnya, termasuk Kementerian Kesehatan, untuk memecahkan masalah ini.

Dharmais Lumpuh

Rusia Mengirimkan Lebih dari 29 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Rumah Sakit Kanker Dharmais menjadi salah satu korban dari virus malware yang luar biasa menyusahkan. Bagaimana tidak, malware yang berjenis Ransomware Wannacry, itu mampu melumpuhkan jaringan komputer rumah sakit tanpa bisa diklik sedikitpun.

Direktur Utama Rumah Sakit Dharmais, Abdul Kadir mengatakan, serangan siber sampai ke jaringan komputer rumah sakit sejak pagi tadi. Seketika, semua komputer harus dimatikan agar tidak menyebar ke komputer yang lain. "Jadi semua diinstruksikan off-kan semua, tidak ada yang menggunakan sistem informasi," kata Abdul Kadir saat dihubungi VIVA.co.id.

Meski demikian, Abdul Kadir mengatakan pihaknya memang mempunyai back up data untuk dapat mengembalikan fungsi dari jaringan komputernya. Namun, hingga kini, malware itu diyakininya mengganggu operasi rumah sakit sehingga sistem administrasi hingga penagihan dilakukan secara manual.

"Sudah pasti akan mengganggu, sekarang semuanya dipakai manual, jadi billing daripada pasiennya, dari yang keluar dari rumah sakit, sampai semuanya dipakai manual," ujar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya