Pesawat Buatan Anak Habibie Beredar di Pasar pada 2023

Ilham Habibie dan prototype R-80.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Komisaris PT Regio Aviasi Industri, Ilham Akbar Habibie, menyebutkan pesawat R80 buatannya direncanakan akan beredar di pasar Indonesia pada 2023. Saat ini masih ada beberapa hal yang perlu diselesaikan untuk mengembangkan pesawat tipe Boeing ini.

Transformasi Digital untuk Melahirkan 'Habibie Muda'

“Kalau purwarupa (R80) dimulai tahun depan, selesainya kira-kita tahun 2021. Setelah itu kan masih ada uji terbang, masih makan waktu dua tahun. Jadi paling cepat pesawat itu ada di pasar tahun 2023," ujarnya saat ditemui di The Habibie & Ainun Library, Jakarta, Rabu, 2 Agustus 2017.

Anak pertama dari Presiden RI ke-3, B. J. Habibie ini menuturkan, R80 masih belum memasuki tahap purwarupa. Tahap ini merupakan tahap penentuan bentuk awal, contoh, atau standar ukuran dari sebuah entitas.

Lapan Gunakan Sukuk untuk Pengembangan Pesawat R80 BJ Habibie

"Belum, kami masih akan buat purwarupa dalam waktu dekat. Tapi belum mulai. Mulainya paling cepat tahun depan. Desainnya sudah selesai, untuk membuktikan konsep dan juga untuk menyamakan keinginan pelanggan dengan apa yang kita buat. Itu sudah ada titik temunya dan kita sudah tahu secara rinci," kata pria kelahiran 54 tahun silam ini.

Ilham menuturkan, dalam mengenalkan dan memasarkan R80 di Indonesia, perusahaannya akan menggandeng sejumlah investor dari luar negeri, seperti misal dari Eropa, Timur Tengah, dan Asia. Meski demikian, Ilham enggan memberikan rincian mengenai nama-nama perusahaan asing tersebut.

Dikeluarkan dari PSN, Proyek Pesawat R80 Tetap Butuh Dukungan Negara

"Dari luar negeri (investor). Kalau dalam negeri, investasi di bidang pesawat memang masih terbatas. Tapi kalau dari luar negeri, investor dari perusahaan yang dimiliki oleh negara atau perusahaan yang sudah bergerak di bidang pesawat terbang. Kalau mereka berinvestasi, bukan berarti mereka memberi uang, tapi mereka mengambil bagian dari pekerjaan," paparnya.

Ilham mengatakan, investor nantinya akan bermitra dengan skema risk and revenue sharing. Bersama investor, PT Regio Aviasi Industri akan menanggung risiko bersama. Tapi kalau ada pendapatan atau keuntungan, maka akan dibagi bersama juga.

Sementara itu, PT RAI juga berencana menggandeng PT. Dirgantara Indonesia sebagai mitra strateginya. Meski belum ada ‘hitam di atas putih’ dari kedua belah pihak, namun Ilham menekankan PTDI sudah terdaftar dalam wacana pengembangan dan pemasaran R80. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya