Teknologi Cloud Indonesia Tertinggal 5 Tahun dari Australia

Ilustrasi cloud computing.
Sumber :
  • www,pixabay.com/wynpnt

VIVA.co.id – Teknologi komputasi awan atau cloud computing di Indonesia tertinggal lima tahun dari Amerika Serikat, Uni Eropa, dan bahkan Australia. Tak heran bila baru sedikit perusahaan-perusahaan besar atau enterprise di Tanah Air yang masih 'nyaman' dengan teknologi konvensional dan enggan beralih ke cloud.

Malaysia Jadi Batu Loncatan

Menurut Senior Business Manager PT Abyor International, Junaidi, andaikata perusahaan memanfaatkan teknologi cloud, maka bisa mengurangi biaya investasi (capital expenditure/capex) IT hingga 50 persen.

"Tentu dari sisi benefit banyak yang bisa diperoleh perusahaan jika melakukan transformasi bisnisnya ke digital. Teknologi ini merupakan solusi bagi perusahaan yang harus mengeluarkan biaya mahal untuk server. Dengan cloud, perusahaan dapat memangkas biaya data center, lisensi, dan IT resources," kata Junaidi, di Jakarta, Kamis, 3 Agustus 2017.

Ia mengatakan teknologi cloud juga dapat digunakan oleh lintas industri. "Contohnya saja, capex satu perusahaan untuk investasi IT Rp5 miliar. Kalau memakai teknologi ini (cloud) maka anggaran yang keluar hanya Rp2,5 miliar," paparnya.

Junaidi menuturkan, lembaga pemerintah atau perusahaan besar yang memakai teknologi cloud antara lain BUMN, Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, RS Mitra Keluarga, dan Gojek.

PT Abyor International bersama SAP juga memberikan edukasi mengenai pentingnya SAP HANA Enterprise Cloud (SAP HEC) dalam membantu organisasi bertransformasi menjadi perusahaan digital. 

Kerja sama ini sekaligus memperluas kehadiran HEC di Indonesia sebagaimana tersedia di Singapura, Thailand, Malaysia, dan Filipina.

"Kami terus mengedukasi perusahaan-perusahaan di Indonesia tentang pentingnya teknologi cloud," tutur Junaidi. (ase)

Kedaulatan Data Dorong Adopsi Multicloud
Amazon Web Services (AWS).

AWS dan Telkomsel Usung Program 'Terampil di Awan'

Indonesia perlu meningkatkan persentase tenaga kerja sektor teknologi informasi dan komunikasi hingga 7,3 persen. Telkomsel dan AWS mengusung program 'Terampil di Awan'.

img_title
VIVA.co.id
19 Oktober 2023