Mahasiswa UGM Bikin Bekatul untuk Turunkan Kolesterol

Bekatul dikembangkan untuk menurunkan kolesterol
Sumber :
  • www.ristekdikti.go.id

VIVA.co.id – Penyakit kolesterol tinggi dan jantung kini menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Sayangnya, saat ini solusi pengobatan untuk masalah kesehatan itu masih terbatas.

Polisi Periksa 21 Saksi Terkait Kasus TPPU yang Jerat Ahli Nuklir UGM

Maka, empat orang mahasiswa Prodi Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta – yaitu Bira Arumndari Nurahma, Mega Febia Suryajayanti, Anggi Laksmita Dewi dan Zunamilla Khairia – menemukan solusi baru untuk pengobatan kolesterol. Bira bersama-sama rekannya memanfaatkan bekatul sebagai obat untuk menurunkan kadar kolesterol.

Seperti diketahui, bekatul merupakan limbah penggilingan padi yang keberadaannya sangat melimpah di Indonesia. Hanya saja, selama ini pemanfaatannya belum dilakukan secara optimal. Padahal, bekatul memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh.

Ahli Nuklir UGM Jadi DPO Kasus Penggelapan Rp 9,2 Miliar, Begini Kronologinya

"Pemanfaatan bekatul masih terbatas hanya dijadikan pakan ternak dan tak jarang dibuang begitu saja. Padahal, bekatul kaya akan serat pangan dan berbagai mikrokomponen yang dapat menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh,” ujar Bira, yang dimuat di laman Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Rabu 16 Agustus 2017.

Bira menjelaskan, kadar kolesterol yang tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular yang serius.

Pimpinan Jemaah Aolia Ternyata Sempat Kuliah di Fakultas Kedokteran UGM

"Oleh karena itu, pemanfaatan bekatul diharapkan dapat berkontribusi dalam penurunan jumlah kematian akibat penyakit kardiovaskular," ujar dia.

Bira dan rekan-rekannya melakukan inovasi pengolahan bekatul menjadi ekstrak bekatul terfermentasi yang disebut ‘Bear Chol’. Bear Chol sudah diujicobakan pada tikus model hiperkolesterolemia, untuk melihat profil lipid dan kadar Short Chain Fatty Acid (SCFA) sekum.

“Hasilnya Bear Chol mampu memperbaiki profil lipid tikus yang diinduksi hiperkolesterolemia,” jelasnya.

Pemberian ekstrak bekatul terfermentasi dosis 2205 mg/kgBB pada tikus mampu mencegah kenaikan kadar LDL. Selain itu, juga dapat menurunkan kadar HDL pada kondisi hiperkolesterolemia mendekati kondisi sehat.

“Untuk selanjutnya kami masih melakukan analisis terhadap kadar SCFA sekum pada tikus hiperkolesterolemia yang diberi ekstrak Bear Chol,” kata Bira. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya