Kini Ada Label Canggih untuk Makanan Kedaluwarsa

Ilustrasi label kedaluwarsa dalam kemasan makanan
Sumber :
  • Danar Dono

VIVA.co.id – Ilmuwan mengklaim telah berhasil menciptakan sebuah label berteknologi canggih. Label ini bisa digunakan untuk mengecek makanan yang tidak lagi layak konsumsi sehingga mencegah keracunan.

Masih Bisakah Produk Dikonsumsi Setelah Kedaluwarsa?

Dilansir melalui iNews.co.uk, para peneliti dari Clarkson University, New York, memiliki sebuah kertas kecil yang berisi sensor cukup kuat. Kekuatan sensor itu bisa mendeteksi jika makanan udah basi atau kedaluwarsa. Deteksinya mencakup tingkat kontaminasi, antioksidan, dan radikal bebas yang mengindikasikan pembusukan.

"Kertas itu akan mengalami perubahan warna saat bersentuhan dengan makanan yang sudah rusak atau busuk. Ada beberapa perubahan warna yang mengindikasikan level pembusukan di makanan itu," ujar Prof. Silvana Andreescu, ketua tim peneliti.

Hati-hati! Beredar Oreo, Cadbury, & Belvita Kedaluwarsa Dikemas Ulang

Ke depan, kata Andreescu, label pintar itu akan dikembangkan lebih canggih lagi. Salah satunya adalah kemampuan untuk mendeteksi bakteri berbahaya di makanan, termasuk salmonella dan E.coli.

Dijelaskan Andreescu, sensor ini bisa digunakan dalam industri kosmetik untuk memberikan peringatan kepada pengguna jika sebuah produk tidak lagi aman dipakai untuk kecantikan. Diketahui, makeup bisa awet dalam kondisi tak tertutup selama tiga tahun. Sedangkan maskara dan eyeliner cair harus diganti setiap tiga sampai enam bulan sekali untuk meminimalisir infeksi pada mata.

Jangan Remehkan Informasi pada Label Makanan Kemasan

Label ini juga dipercaya bisa mengurangi jumlah sampah makanan di seluruh dunia, khususnya Inggris. Data yang dikemukakan Waste Resources Action  Programme menyebut, rata-rata keluarga di Inggris membuang makanan senilai Rp16 juta per tahun atau sekitar 350.000 ton untuk total satu negara per tahun.

Ilustrasi tanggal kedaluwarsa makanan

Demi Apa Pria Ini Nekat Konsumsi Makanan Kedaluwarsa Selama Setahun?

Awalnya, dia mengonsumsi yoghurt yang dicampur dengan smoothies.

img_title
VIVA.co.id
2 Juli 2019