Ilmuwan Israel Sukses 'Tinggal' di Mars

Ilustrasi permukaan Planet Mars.
Sumber :
  • www.pixabay.com/ChadoNihi

VIVA – Enam ilmuwan Israel telah mengakhiri percobaan hidup di Planet Mars selama empat hari di Gurun Negev, pada Minggu, 18 Februari 2018.

NASA Cari Volunteer untuk Tinggal 1 Tahun di Mars, Ini Syaratnya

Simulasi yang tergabung ke dalam Proyek D-Mars ini dilakukan di dekat kota terisolasi Israel, Mitzpe Ramon, yang wilayahnya diklaim mirip dengan lingkungan Mars seperti geologi dan tingkat kesulitannya.

Dalam simulasi tersebut, keenam ilmuwan ini mencoba beradaptasi dengan kondisi di planet merah tersebut. Para peserta menyelidiki berbagai bidang yang relevan dengan misi Mars di masa depan.

Planet Tetangga Bumi akan Hilang 2 Minggu

Misi tersebut antara lain satelit komunikasi, dampak psikologis dari isolasi, pengukuran radiasi dan pencarian tanda-tanda kehidupan.

Salah satu ilmuwan bernama Guy Ron, seorang profesor fisika nuklir dari Universitas Ibrani di Yerusalem, mengatakan bahwa proyek tersebut tidak hanya dimaksudkan untuk mencari pendekatan baru dalam merancang misi masa depan ke Mars.

Geger Atmosfer Hijau Selimuti Planet Tetangga Bumi

"Proyek D-Mars merupakan setengah tentang penelitian. Separuhnya lagi tentang penjangkauan. Bagian utama dari proyek ini adalah mendapatkan ketertarikan masyarakat pada ruang," ungkap Ron, seperti dikutip Reuters, Senin, 19 Februari 2018.

Proyek D-Mars digelar di Israel untuk pertama kalinya dan hasil kerja sama Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Israel dan Badan Antariksa Israel. Ini adalah salah satu dari sejumlah proyek simulasi Mars yang berlangsung di seluruh dunia.

Tak hanya Israel, pada November tahun lalu, Uni Emirat Arab menggelontorkan dana hingga lebih US$5,4 miliar atau Rp73 triliun untuk mencoba melakukan percobaan untuk bercocok tanam buah dan sayur di planet berwarna merah tersebut.

Diketahui, UAE Space Agency memanfaatkan Bumi sebagai lahan percobaan. Para ilmuwan menyatakan daratan Mars tak jauh beda dengan padang pasir Bumi. Keduanya sama-sama tampak tak bisa ditinggali terutama untuk tumbuhan.

"Ada kesamaan antara Mars dan padang pasir. Lanskap dan tanah UAE mirip dengan Mars," kata Senior Strategic Planner UAE Space Agency, Rashid Al Zaabi, dikutip dari BBC.

Penelitian ini merupakan bagian dari persiapan negara minyak ini untuk menghadapi akhir masa gemilang tambang minyak, salah satu penyumbang pendapatan terbesar negara tersebut.

"Ada 100 juta pemuda di wilayah Arab. Kami ingin mereka ambil bagian untuk masa depan dan membuat negara ini jadi lebih baik," tuturnya.

Rencananya, UAE akan melakukan penelitian di Mars pada 2020 mendatang. Ini menjadikannya sebagai satu dari sembilan negara yang ikut melakukan penelitian terhadap planet ini. Jika usaha ini berhasil, UAE akan mengirim manusia ke sana dalam waktu 100 tahun ke depan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya