Mengenal Pheromone, Pelet Alami Pemikat Lawan Jenis

Ilustrasi pasangan.
Sumber :
  • wallpaperforgirls.com

VIVA – Feromon atau Pheromone merupakan sejenis zat kimia yang diproduksi secara alami oleh makhluk hidup. Zat ini bersifat unik karena bisa menjadi daya tarik seksual bagi lawan jenis.

Tepis Teori Konspirasi, Kate Middleton Terlihat Sehat dan Bahagia di Foto terbaru

Pelet alami ini dikenalkan ke publik pada 1959 oleh ilmuwan bernama Gustav Jäger asal Jerman. Ia merupakan seorang dokter dan ahli higienis yang dianggap sebagai ilmuwan pertama yang mengemukakan gagasan tentang feromon manusia, yang ia sebut antropin.

Menurutnya, seperti dikutip dari Medicalnewstoday, 19 Februari 2018, manusia memiliki senyawa lipofilik yang terkait dengan kulit dan folikel yang menandai tanda tangan individu dari bau manusia.

Daftar Harga Pangan 19 Maret 2024: Beras hingga Cabai Kompak Naik

"Senyawa lipofilik ini adalah senyawa yang cenderung dikombinasikan dengan, atau mampu larut dalam lipid atau lemak," ungkap Gustav.

Namun, ilmuwan lainnya mengatakan bahwa, yang paling mungkin disebut feromon dalam tubuh manusia adalah hasil sekresi dari endocrine glands.

Dukung Hak Palestina, China Jalin Hubungan Erat dengan Hamas

Ilustrasi pelet cinta.

"Artinya, bebauan dari ketiak, tetek, atau kelamin. Ada juga yang terangsang karena mencium bau badan pasangan," kata Charles Wysocki, Peneliti Feromon dari Monell Chemical Senses Center, Amerika Serikat.

Berdasarkan pengamatan Wysocki, melansir Vice, cara tubuh manusia saling merangsang hasrat seksual lawan jenis tidak hanya melibatkan satu zat kimia saja. Ada ratusan unsur kimia yang terlibat dari saat berdekatan hingga naik ke ranjang.

"Unsur-unsur ini diduga kuat membuat manusia terangsang dan dimasukkan ke dalam kategori 'odor print' atau kandidat terkuat feromon," paparnya.

Endus Kaos

Dalam sebuah penelitian tentang feromon yang dilakukan Wysocki, responden perempuan diminta mengendus kaos beberapa laki-laki.

Mereka lalu diminta memilih aroma kaos yang pemiliknya ingin mereka kenal lebih lanjut. Dari penelitian tersebut, disimpulkan responden perempuan cenderung memilih lelaki dengan gen dan sistem kekebalan tubuhnya berbeda sepenuhnya dari mereka, atau istilahnya disebut histocompatibility complex (gen MHC).

pasangan mesra

Alam bawah sadar ini dipengaruhi oleh keinginan memiliki keturunan yang mempunyai daya tahan tubuh terbaik.

Pada penelitian berbeda, tubuh responden lelaki yang mencium baju perempuan yang sedang subur (menstruasi) akan menghasilkan testoterone di atas lelaki normal.

"Memang pada akhirnya, karena kerja tubuh yang sangat kompleks, kami baru mengetahui sedikit tentang feromon yang berpengaruh bagi manusia, laki-laki dan perempuan. Memang masih banyak pertanyaan belum terjawab. Ada beberapa laboratorium yang saya dengar sudah berusaha memisahkan feromon utama manusia dari unsur kimia lain," tutur Wysocki, yang sudah bertahun-tahun meneliti feromon.

Untuk saat ini, manusia terpaksa iri harus pada hewan, terutama jenis serangga, karena memproduksi feromon saat musim kawin. Zat unik ini biasanya keluar melalui kelenjar keringat atau kelenjar minyak pada hewan.

Feromon yang diproduksi dari tubuh hewan ini kemudian lepas ke udara dan ditangkap oleh indra penciuman hewan jantan. Hewan jantan yang menangkap zat ini akan lantas mendatangi hewan betina untuk bereproduksi. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya