Laut 'Nyi Roro Kidul' Dikenal Angker, LIPI: Itu Mitos

Laut Selatan Jawa
Sumber :
  • Instagram/@fidhariani_

VIVA – Laut Selatan Jawa dikenal sebagai laut paling mengerikan dan angker. Sejak lama mitos tentang adanya penunggu laut tersebut tersebar turun menurun. Beberapa kali mitos laut yang ditunggui Nyi Roro Kidul itu menjadi alasan atas orang-orang yang terseret ombak atau kejadian mematikan lain di Laut Pantai Selatan. 

Panglima Burung Ternyata Suami ke-15 Titisan Nyi Roro Kidul

Menurut Kepala Bidang Pengelolaan dan Diseminasi Hasil Penelitian, Nugroho Dwi Hananto, laut-laut di bagian selatan Jawa tersebut sebenarnya sama dengan karakter laut di tempat lain. Hanya di tempat lain, tidak memiliki mitos seperti laut di selatan Jawa itu.

"Orang takut ke Laut Selatan karena mitos kan. Sebenarnya lautnya juga sama dengan laut yang lain. Laut di Masalembo (Sumenep) arusnya besar, ombaknya besar juga," jelasnya kepada VIVA, di acara Oceanografi Science Week di Jakarta, Selasa 20 Februari 2018. 

Pernikahan Titisan Nyi Roro Kidul Mulai Jadi Pro Kontra

Salah satu mitos yang terkenal tentang adanya Ratu Pantai Selatan atau Nyi Roro Kidul dan pasukannya yang mengambil tumbal manusia dari daratan. Menurut Nugroho, mitos dan kearifan lokal ini bisa dilihat dari kacamata ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang berguna bagi kelangsungan warga dan pengunjung pantai-pantai selatan Jawa. 

"(Dalam mitos) Ratu Pantai Selatan menyuruh pasukannya ke daratan dan ada gemuruh besar, kan bisa saja ada gempa bumi besar dan terjadi tsunami. Contoh Tsunami Pangandaran, di selatan Jawa," ujarnya. 

Kesaksian Bu Retno, Perantara Titisan Nyi Roro Kidul

Ia menyatakan, dengan mitos tersebut warga sekitar secara tidak langsung juga bisa belajar tentang kejadian alam tsunami yang sering terjadi di wilayah tersebut.

Lukisan Nyi Roro Kidul.

Karakteristik Laut Selatan Jawa

Nugroho menuturkan, laut-laut selatan Jawa itu tidak berbahaya, karena pada dasarnya sama dengan laut lainnya. Namun memang berbeda karakteristiknya, yaitu dasar laut tersebut kebanyakan dangkal dan tiba-tiba dalam. Selain itu terdapat pula palung-palung yang dalamnya mencapai 2000 hingga 3000 meter.

Untuk arus di wilayah tersebut memang deras dan mengalir dari utara ke arah selatan masuk ke Samudera Hindia. Interaksi antara air laut di wilayah selatan dengan udara juga menyebabkan beberapa kejadian seperti Badai Dahlia yang terjadi beberapa waktu lalu. 

Lautan luas pada wilayah selatan juga menyebabkan ombak yang besar. Berbeda yang terjadi pada laut Jawa. Wilayah ini lautnya tertutup oleh pulau-pulau sekitarnya yaitu Pulau Jawa dan Kalimantan. Mengakibatkan ombak paling tinggi hanya 5 meter saja, kecuali pada keadaan badai. 

"Selatan Jawa lautnya itu terbentuk oleh tumbukan Benua Australia dan Eurasia. Jadi dia menumbuk benua dengan benua. Akibat tumbukan itu, profil dasar lautnya berubah. Timbul palung, sedangkan di samuderanya sendiri timbul pegunungan bawah air," jelas Nugroho.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya