Ada Satu Kuadriliun Ton Berlian di Perut Bumi, Bisa Guncang Dunia

Tumpukan berlian
Sumber :
  • www.pixabay.com/DWilliams

VIVA – Sejumlah ilmuwan menemukan berlian yang bisa mengguncang ekonomi dunia. Mereka memperkirakan ada satu kuadriliun ton berlian di perut Bumi. 

Ilmuwan Ini Berhasil Ciptakan Koper Bertenaga Al, Permudah Tunanetra Navigasi Lingkungan

Dilansir dari laman Metro, Rabu 18 Juli 2018, berlian tersebut terkubur pada wilayah akar kratonik benua. Namun peneliti dari Institut Teknologi  Massachusetts (MIT) Amerika Serikat mengungkapkan berlian tersebut terkubur pada kedalaman sekitar 160 kilometer di bawah permukaan Bumi, lebih dalam dari pengeboran yang pernah ditembus oleh manusia. 

Akar kratonik merupakan wilayah paling kuno dari batuan di bawah negara-negara tektonik. Bentuknya seperti gunung terbalik. Pada area ini, para peneliti memperkirakan ada 1-2 persen berlian yang tersedia. Artinya ada sekitar satu kuadriliun yang terkubur pada akar kratonik. 

Begini Cara Realme Sukses Lawan Samsung, Apple dan Xiaomi

Satu ton berlian tersebut bernilai 50 juta karat. Diperkirakan per karat harganya mencapai 3000 poundsterling atau sekitar Rp56,6 juta. Dengan perhitungan seperti itu, maka satu ton berlian itu ditaksir bernilai sekitar 150 septiliun atau 150 triliun triliun poundsterling.

Para peneliti menyimpulkan, penemuan berlian di wilayah tersebut merupakan anomali dalam data seismik, yaitu gelombang suara tampak mempercepat. Mereka menambahkan anomali itu disebabkan oleh 1-2 persen berlian tersebut pada akar kratonik.

Lima Trik Bikin Wi-Fi di Rumah Makin Ngebut

Peneliti Departemen Bumi, Atmosfer, dan Ilmu Pengetahuan MIT, Ulrich Faul menyatakan, kecepatan suara merupakan sifat khusus berlian. Menurutnya, kecepatan suata dalam berlian dua kali lebih cepat dari mineral dominan pada batuan kerak Bumi teratas, olivin.

Selain itu Faul menyatakan, hasil penelitian mereka menunjukkan berlian bukan mineral eksotik, namun dalam skala geologi merupakan relatif umum. 

"Kita tidak bisa mendapatkannya, namun masih banyak berlian di sana dari yang kita pernah pikirkan sebelumnya," ujarnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya