Selain Manusia, Hewan-hewan Ini Pernah Jadi Astronot di Luar Angkasa

NASA menerbangkan hewan ke luar angkasa
Sumber :
  • NASA

VIVA – Pada tahun 1957 seekor anjing bernama Laika menjadi penduduk Bumi pertama yang berada di luar orbit. 'Astronot berbulu' itu mengelilingi Bumi menggunakan kapsul ruang angkasa Sputnik 2. Ia terlebih dahulu menjelajahi ruang angkasa sebelum manusia pertama keluar dari planet Bumi setelah empat tahun kemudian.

Begini Tampilan Gerhana Matahari Total dari Luar Angkasa

Dikutip melalui laman Space, Selasa, 21 Agustus 2018, ketika Laika melakukan perjalanannya, belum ada pembuktian manusia dapat bertahan hidup di ruang angkasa, bahkan hanya dalam tempo beberapa jam saja.

"Kami bahkan tidak tahu apakah manusia akan mampu mencerna makanan di ruang angkasa. Kami khawatir manusia bisa mati lemas karena isi perut mereka yang juga ikut melayang," ujar ilmuwan utama NASA untuk International Space Station, Julie Robinson.

Astronot Muslim yang Sudah Mencicipi Luar Angkasa, Ada Sultan Beneran

Laika meninggal dalam penerbangan bersejarahnya. Namun, ia bersama hewan lain yang juga diterbangkan ke ruang angkasa untuk menjalani tes, setidaknya bisa memberi jawaban kepada ilmuwan mengenai tubuh manusia yang melayang di luar angkasa. Walaupun mereka hanya sedikit mendapat petunjuk.

Mengirim hewan ke luar angkasa merupakan cara untuk memastikan astronot manusia dapat bertahan hidup di sana. Ketika program terbang ke luar angkasa berkembang pada 1960-an dan 1970-an, para ilmuwan mendapat tawaran ruangan untuk 'mematikan' gravitasi Bumi, sebuah variabel yang tidak pernah bisa sepenuhnya mereka hilangkan.

Kain Kafan Sutra Dipakai untuk Bungkus Jenazah di Luar Angkasa

Pada tahun 1980-an orang-orang menggunakan ruang tersebut untuk melakukan eksperimen yang secara langsung bisa berdampak pada kesehatan manusia di Bumi. Ilmuwan yang melakukan pengujian pada hewan di tahun 1940-an mungkin tidak pernah mengantisipasi risiko.

Tes pada hewan membantu para ilmuwan untuk mempersiapkan bahaya yang akan dihadapi manusa jika mereka ingin mengunjungi Mars atau hidup di permukaan Bulan untuk waktu yang lama.

Pada tahun 1998, Neurolab mengirim lebih dari 2.000 makhluk hidup pada penerbangan 16 hari menggunakan Space Shuttle Columbia. Pengiriman itu disebut untuk membantu ilmuwan dalam mempelajari gaya berat mikro yang memengaruhi keseimbangan, integrasi sensorik, tidur, kontrol tekanan darah dan pengembangan sistem saraf.

"Kami selalu menerbangkan organisme paling sederhana untuk menjawab pertanyaan ilmiah. Kami tidak dapat menggunakan organisme vertebrata untuk penelitian. Beberapa yang ikut dalam penerbangan ialah jangkrik dan siput."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya