Facebook Sekarang Lebih Cepat Deteksi Ujaran Kebencian

Media sosial Facebook.
Sumber :
  • REUTERS/Eric Gaillard

VIVA – Facebook punya senjata baru melawan konten ujaran kebencian alias hate speech. Media sosial terpopuler itu menggunakan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) untuk mendeteksi postingan yang berbau konten negatif tersebut.

Video Toyota Calya Terjebak di Lumpur, Ada Cara Aman untuk Lolos

Media sosial itu mengumumkan, menggunakan kecerdasan buatan baru bernama Rosetta. Sistem itu akan membantu komputer membaca dan mengerti miliaran foto dan video yang diposting pada Facebook setiap harinya. Dengan Rosetta, Facebook menjamin mereka lebih lebih cepat mendeteksi ujaran kebencian.

Dilansir laman Cnet, Rabu 12 September 2018, dengan sistem AI baru ini, Facebook akan lebih mudah mendeteksi konten yang termasuk dalam hate speech. 

Beredar Video WN Polandia Kehilangan Isi Kopernya, Pihak Bandara Ngurah Rai Bali Beri Penjelasan

Biasanya komputer menggunakan metode yang disebut dengan Optical Character Recognition atau OCR untuk mengetahui apa yang ada di gambar atau video. 

Namun dengan pengguna bulanan Facebook yang mencapai 2,2 miliar, sistem lama itu tidak bisa lagi digunakan. Karena itulah media sosial milik Mark Zuckerberg itu membangun sistem sendiri dengan skala yang lebih besar. 

Bantah Selingkuh, Rizky Nazar Tantang Netizen Buktikan Video Ciuman dengan Salshabilla Adriani

Sistem akan digunakan pada Facebook dan Instagram. Rosetta bisa juga untuk meningkatkan pencarian foto dan konten di permukaan pada feed

AI ini akan bekerja dengan mengekstraksi teks dalam berbagai bahasa dari lebih miliaran gambar serta video secara real time

Facebook mengalami tahun yang berat soal hate speech. Platform itu dituduh membantu menyulut kekerasan yang ada di Myanmar, Sri Lanka, dan India. Bulan lalu Facebook menegaskan, akan mengambil tindakan tegas sebagai cara mereka menghentikan ujaran kebencian di Myanmar dalam disinformasi yang terjadi di dalam media sosial.

Mereka mengklaim telah menghapus 18 akun serta 52 halaman yang terkait militer Myanmar karena kekerasan etnis terhadap muslim Rohingya. Kepala Eksekutif Facebook, Mark Zuckerberg telah berulang kali mengatakan sedang mencari AI untuk membersihkan Facebook. Langkah ini dilakukan untuk secara proaktif mendeteksi konten yang tidak menyenangkan daripada harus menunggu orang untuk menandainya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya