Tanggapan Partai Pendukung Jokowi soal Unsur Kekerasan di eSports

Pemain e-Sports PSG melakukan eksebisi di Singapura.
Sumber :
  • Adeboy

VIVA – Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia atau PKPI masih enggan membuat tim eSports sendiri. Salah satu partai pendukung Presiden Jokowi ini justru berencana membuat event olahraga.

Respons Hasto, Golkar Pastikan Dukung Menantu Jokowi di Pilgub Sumut

"Kita dukungnya lebih ke global. Kalau ke tim kan sudah banyak," kata Ketua Departemen eSports PKPI, Yudi Kurniawan di Jakarta, Selasa malam, 25 September 2018.

Banyaknya pihak yang menolak eSports karena ada unsur kekerasan, namun hal itu tidak menjadi masalah besar bagi Yudi. Ia mengatakan bahwa sebaiknya diambil sisi positifnya.

Noel Joman Sebut Sikap Sinis Hasto ke Jokowi Merugikan PDIP dan Megawati

Jika melihat bagian positifnya, game menurutnya lebih ke hiburan. "Kita saling berpikir positif saja sih. Karena eSports dikenal sebagai olahraga entertain," papar dia.

Salah satu anggota partai yang juga atlet eSports untuk tim Tyloo, Kevin Susanto, menyatakan hal yang sama. Di samping adanya pengaruh buruk masih banyak sisi positif dari event game tersebut.

Rocky Gerung Prediksi Megawati Berani Pilih jadi Oposisi: PDIP Selama Ini Terlalu Pragmatis

Ia juga menyatakan tinggal menunggu waktu eSports resmi menjadi cabang olahraga. Saat ini memang masih banyak yang berpikir eSports terlalu kasar. "Enggak menutup kemungkinan. Menunggu waktu mereka, mengertilah," kata Kevin.

Ia menyatakan bergabung dengan PKPI karena eSports tadi. Sebab, partai ini diharapkan bisa mendukung dan mendorong agar bisa dilirik pemberitaan oleh media luar negeri.

Karena, menurutnya saat bermain untuk tim internasional banyak media luar yang sudah tertarik dengan eSports Indonesia.

Selain itu, Yudi menyatakan banyak perkembangan saat pertama kali terjun sekitar 2,5 tahun lalu. Saat itu, Kevin bercerita belum banyak yang mendukung eSports.

"Sekarang banyak sponsor. Mulai banyak kayak company besar yang mulai terjun juga nanti bakal ada ESL Indonesia," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya