Revolusi Industri 4.0 Lahirkan 17 Juta Lapangan Pekerjaan Baru

Ilustrasi revolusi industri 4.0
Sumber :
  • Megapixl

VIVA – Revolusi industri 4.0, dengan berbagai teknologi pendukung seperti Internet of Things (IoT), cloud computing hingga advance robotic, berpotensi meningkatkan nilai tambah dan kontribusi industri terhadap produk domestik brutto (PDB) nasional sebesar US$120 miliar (Rp1.665 triliun) sampai US$150 miliar (Rp2.081 triliun) pada 2025.

Tak pelak, pertumbuhan ekonomi nasional pun akan terdongkrak sekitar 1-2 persen. Data Kementerian Perindustrian menyebutkan bahwa era revolusi industri 4.0 menuntut kesiapan sumber daya manusia dalam penguasaan teknologi.

Era ini dinilai akan memberikan peluang lapangan kerja baru di Indonesia hingga 17 juta orang, dengan 4,5 juta tenaga kerja baru diserap sektor industri dan 12,5 juta lainnya oleh sektor jasa penunjang industri.

Menurut Ketua Asosiasi Cloud Computing Indonesia, Alex Budiyanto, pada era revolusi industri 4.0 yang didukung oleh teknologi seperti IoT, advance robotic, big data, virtual reality dan cloud computing, merupakan fundamental utama.

"Itu karena semua teknologi pendukung bermuara di cloud computing," kata dia, lewat keterangannya, Senin, 22 April 2019. Alex menjelaskan bahwa saat ini telah hadir 13 provider cloud computing lokal yang ikut mendukung pengembangan revolusi industri 4.0 di Indonesia.

Ilustrasi revolusi industri 4.0.

"Saya mendorong supaya ke depannya pemerintah, swasta dan sektor pendidikan, bersinergi agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar tetapi juga berperan aktif untuk memajukan perusahaan-perusahaan lokal," jelas Alex.

Sementara itu, Agus F Abdillah, selaku chief of product & service officer Telkomtelstra, menyebut ada lima faktor yang menyebabkan pemimpin perusahaan memutuskan untuk melakukan transformasi digital.

Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri, Rumah Sakit di Indonesia Kini Dibuat Layaknya Hotel Bintang 5

Kelimanya yaitu lebih hemat biaya produksi, operasional yang lebih efisien, bisa mengembangkan ide inovatif untuk menghasilkan produk dan jasa baru, pengembangan serta meraih segmen pasar baru.

Ia menuturkan bahwa perusahaan harus memulai inisiatif transformasi digital dan menyimplifikasikan proses dan memperbarui customer experience melalui inovasi teknologi digital seperti software defined network, cloud, dan security intelligence.

Alasan Kejaksaan Agung Izinkan 5 Smelter Timah Tetap Beroperasi Meski Disita

"Saat ini perusahaan sudah sangat aware dengan keharusan untuk bertransformasi digital agar mampu bersaing," ungkapnya. (ann)

Dirjen Binwasnaker dan K3 Kementerian Ketenagakerjaan, Haiyani Rumondang

Lindungi Kesehatan Pekerja, Kemnaker Ajak Perusahan Aktif Tanggulangi Tuberkolosis di Tempat Kerja

Kemnaker mengajak perusahaan untuk memiliki komitmen yang tinggi sekaligus terlibat partisipasi aktif dalam menanggulangi Tuberkolosis di tempat kerja.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024